Showing posts with label DKI 2017. Show all posts
Showing posts with label DKI 2017. Show all posts

Burhanuddin Muhtadi: Hasil Survei Warga Jakarta Puas Kinerja Ahok, tetapi Tak Mau Memilihnya, Agus-Silvy Unggul


JAKARTA - Mimpi buruk yang ditakutkan para pendukung Ahok sepertinya akan jadi kenyataan.

Hasil suvei terbaru yang dirilis lembaga survei kredibel pimpinan Burhanuddin Muhtadi menempatkan petahana Basuki Tjahaja Purnama 'resmi' lengser dari posisi puncak elektabilitas dimana selama ini tak tergoyahkan.

Posisi puncak elektabilitas direbut 'si kuda hitam' dari Cikeas Agus Harimurti Yudhoyono yang di awal kemunculannya sempat diolok-olok oleh pengamat LIPI Ikrar Nusa Bhakti sebagai 'anak ingusan'.

Seperti dilansir Kompas, hasil survei terbaru "Indikator" menyatakan mayoritas warga DKI Jakarta puas terhadap kinerja pemerintahan gubernur petahana Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok di berbagai bidang. Namun, mereka dinyatakan tidak akan memilih Ahok pada Pemilihan Kepala Daerah 2017 mendatang.

Kondisi itulah yang membuat elektabilitas Ahok kini sudah tidak lagi berada di urutan pertama.

"Ada perbedaan antara hati dan pikiran. Kepala mereka masih rasional. Mereka puas terhadap kinerja, tapi enggak mau milih," kata Direktur Eksekutif Indikator, Burhanuddin Muhtadi, saat mengumumkan hasil survei di kantornya di kawasan Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (24/11/2016).

Hasil terbaru survei Indikator menempatkan Ahok berada di peringkat kedua dengan elektabilitas 26,2 persen. Ia dikalahkan calon gubernur nomor satu, Agus Harimurti Yudhoyono yang berada di peringkat pertama dengan elektabilitas 30,4 persen.

Namun, Ahok masih mengungguli calon gubernur nomor tiga, Anies Baswedan, yang ada di peringkat ketiga dengan elektabilitas 24,5 persen.

Menurut Burhan, fenomena kepuasan pada kinerja yang tak berbanding lurus terhadap elektabilitas baru kali ini terjadi. Ia menganggapnya sebagai sebagai sesuatu yang menarik dan ingin dijadikannya sebagai sebuah desertasi.

"Kita sudah pengalaman survei ribuan kali, tapi baru kali ini ada data kinerja dan elektabilitas tidak berbanding lurus. Biasanya kalau puas akan memilih lagi," ujar Burhan.

EFEK AL MAIDAH 51 SANGAT DAHSYAT

Dari survei yang dilakukan Indikator, Burhan menyebut faktor utama yang menggerus elektabilitas Ahok adalah pernyataannya mengenai Surat Al Maidah ayat 51.

Pernyataaan Ahok sendiri kemudian menimbulkan demonstrasi besar-besaran dan berujung penetapannya sebagai tersangka kasus dugaan penistaan agama. Burhan menyatakan, kondisi ini yang membuat pemilih menarik dukungannya dari Ahok.

"Mereka puas pada kinerja tapi kepuasan itu terdesak oleh opini yang bergulir selama sebulan terakhir. Itu yang membuat kepuasan tidak serta merta mengarahkan mereka memilih calon yang kinerjanya bagus," kata Burhan.

Menurut Burhan, survei terbaru Indikator dilakukan  pada 15 November sampai 22 November 2016, atau dimulai sehari sebelum Ahok ditetapkan menjadi tersangka dalam kasus dugaan penistaan agama.

Survei dilakukan terhadap 798 responden warga DKI Jakarta yang sudah mempunyai hak pilih. Mereka diwancarai secara tatap muka. Survei dilakukan dengan metode multistage random sampling dengan margin of errror 3,6 persen.

Menurut Burhan, penarikan sampel dilakukan dengan cara flowchart, yakni ada kelurahan di lima kota yang dipilih secara random dengan jumlah proporsional. Di kelurahan terpilih kemudian dipilih lima RT yang juga dilakukan dengan cara random.

Setelah itu, di masing-masing RT dipilih dua KK. Di KK terpilih itu kemudian dipilih satu orang yang sudah memiliki hak pilih. Survei tidak dilakukan di wilayah Kepulauan Seribu karena persentase sampel yang ada di wilayah tersebut dianggap terlalu kecil.

Burhan menyatakan persentase sampel menyesuaikan dengan persentase populasi, baik dalam hal jenis kelamin, agama, suku, dan usia.

"Karena itu kami yakin komposisi sampel meskipun cuma 798 bisa mewakili populasi," kata Burhan.

Burhan menyebut, survei Indikator ini mengunakan anggaran pribadi.

Link: http://megapolitan.kompas.com/read/2016/11/24/16171401/survei.indikator.warga.jakarta.puas.kiner

***

Begitulah dahsyatnya Al-Quran. Dia akan menghinakan siapa yang menghinanya. Dia akan memuliakan siapa yang membelanya.

Maka inilah kenapa Aksi-Aksi Bela Islam lanjutan jilid III dan seterusnya SANGAT DITAKUTKAN AHOKERS karena semakin banyak Aksi maka semakin elektabilitas Ahok menurun drastis.

Aksi Bela Islam BUKAN soal Pilkada, tapi efeknya akan kemana-mana. Maka mereka akan berusaha mencegahnya/menggembosinya dengan berbagai cara

TAPI di atas semua... ALLAH lah sang Maha Kuasa yang akan berlaku segala kehendakNYA.


Read More »

Sidang Uji UU Cuti Kampanye, Koreksi Hakim MK pada Gugatan Ahok Sangat Menohok


[beritanews33.blogspot.com] JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) selaku pihak penggugat menghadiri sidang pendahuluan uji materi UU Pilkada tentang kewajiban cuti bagi petahana di Mahkamah Konstitusi (MK) yang berlangsung hari ini, Senin (22/8).

Anggota majelis hakim MK meminta Ahok mengoreksi gugatannya.

Permintaan Hakim Konstitusi kepada Ahok sangat menohok:

"Paling tidak, pada tahap awal pemohon harus mampu meyakinkan panel Hakim bahwa ini memang ada KERUGIAN KONSTITUSIONAL. Dan ini (permohonan uji UU Cuti Kampanye) adalah persoalan konstitusi BUKAN PERSOALAN IMPLEMENTASI."

Misalnya: "Pasal ini (yang digugat Ahok) bertentangan dengan UUD 1945... dll"

Permintaan yang sangat menohok, mengingat, sejauh ini rasa rugi Ahok atas peraturan wajib cuti bagi Petahana (incumbent) hanya sebatas rugi individual. "Rugi" dalam tataran perasaan. Itu pun perasaan CURIGA kepada bawahannya sendiri dalam proses pembahasan anggaran. Sebuah "kerugian" yang sangat jelas jauuuuuuuuuuuuuuhhh banget dari urusan konstitusional.

Ahok makin kelihatan kekonyolannya saat Hakim mempertanyakan legal standing dia dalam mengajukan uji materi UU. Apakah dia sebagai perorangan (individu) atau Gubernur (pejabat publik)?

Apakah kali ini Majelis Hakim Konstitusi yang akan kebagian semprotan "ngaco!" ??? Hehe..

Berikut videonya dari CNN Indonesia:

Read More »

Gugatan Cuti Kampanye, Yusril Yakin Bisa Kalahkan Ahok di MK


[beritanews33.blogspot.com] JAKARTA - Sidang pendahuluan uji materi UU Pilkada tentang kewajiban cuti bagi petahana di Mahkamah Konstitusi (MK) berlangsung hari ini, Senin (22/8).

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) selaku pihak penggugat menghadiri sidang hari ini dimana Hakim MK menyampaikan gugatan Ahok harus dikoreksi dulu karena tidak lengkap, tidak mencantumkan KERUGIAN KONSTITUSIONAL dalam gugatan.

(Baca: Sidang Uji UU Cuti Kampanye, Koreksi Hakim MK pada Gugatan Ahok Sangat Menohok)

Secara terpisah, Pakar Hukum Tata Negara, Yusril Ihza Mahendra yakin bisa mematahkan argumentasi Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahja Purnama (Ahok) dalam sidang pengujian UU tentang Perubahan Kedua Atas Undang Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Wali Kota.

"Insya Allah, saya akan mampu mematahkan seluruh argumentasi hukum Pak Ahok di MK. Bagus jg kalau beliau datang sendiri ke MK nantinya," katanya lewat akun twitter pribadinya @Yusrilihza_Mhd pada Senin (22/8).

Yusril pun sempat mengingatkan Ahok tentang Pilgub terdahulu. Kala itu, Ahok adalah pihak yang bersikeras agar pejawat (incumbent) Fauzi Bowo untuk cuti kampanye.

"Waktu menjadi penantang Pak Foke, Pak Ahok malah mendesak agar petahana cuti agar pilkada jujur dan adil. Maka mengherankan bagi saya, ketika jadi petahana, Pak Ahok malah mau MK batalkan pasal UU PIlkada yg wajibkan petahana untuk cuti," katanya.

Oleh karena itu, ia mengaku akan melawan Ahok dalam sidang pengujian UU tentang Perubahan Kedua Atas Undang Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Wali Kota.

"Minggu ini saya baru layangkan surat ke MK mohon diperkenankan menjadi Pihak Terkait dalam permohonan pengujian UU Pilkada ini. Saya mohon hal itu ke MK mengingat saya mempunyai kepentingan terhadap pokok permohonan yg Pak Ahok ajukan terkait cuti bagi petahana," katanya.

Ia mengatakan akan membaca argumen Ahok dan nanti akan ajukan kontra argumen yang menegaskan bahwa cuti bagi petahana adalah keharusan demi hukum & keadilan

"Saya santai saja dlm menyusun argumen nantinya. Saya yakin rakyat akan mendukung bahwa cuti bagi petahana memang harus dilakukan. Pilkada wajib dilaksanakan dengan jujur dan adil serta bebas dari kecurangan. Petahana yg tdk cuti potensial akan salahgunakan jabatan," katanya.

Ia juga menegaskan semua pihak harus berada dalam posisi setara dalam Pilkada. Pejawat yang masih aktif dalam jabatan berada dalam posisi yang diuntungkan. Pejawat leluasa gunakan posisi dan pengaruhi segala sumberdaya yang berada di bawahnya guna menguntungkan dirinya. (ROL/CNN Indonesia/Twitter)


Read More »

PDIP Pilih Ahok, Gerindra Deklarasikan Duet Sandiaga-Saefullah‎ ‎


[beritanews33.blogspot.com] JAKARTA - Ketua penjaringan cagub dan cawagub Gerindra DKI Jakarta, Syarif mengatakan, sembari menunggu langkah politik PDIP, partai Gerindra bersama tiga partai lain sudah punya opsi alternatif. Mereka membuat 'kesepakatan kecil', dengan menyiapkan duet Sandiaga-Saefullah.

Skenario tersebut akan digulirkan jika pada akhirnya PDIP memilih mengusung calon petahana Pilkada DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).

Syarif memprediksi, selambat-lambatnya duet Sandiaga-Saefullah bakal dideklarasikan pada bulan September, tepatnya pada Senin (5/9/2016) mendatang.Saefullah saat ini masih menjabat sebagai Sekda Pemprov DKI Jakarta.

"Duet ini terus kita dimatangkan, cuma tinggal deklarasi," kata Syarif tanpa mau menyebut tiga Parpol yang dimaksud.‎

Menurut Syarif, tak menutup kemungkinan deklarasi bisa juga dipercepat, jika PDIP mengumumkan Ahok sebagai calon gubernur jagoannnya.‎

"Kalau PDIP usung Ahok, otomatis Koalisi Kekeluargaan langsung deklarasi Sandiaga-Saefullah," pungkas Sekretaris Komisi A DPRD DKI ini.

Dr. H. Saefullah, M.Pd. (lahir di Sungai Kendal, Rorotan, Jakarta Utara, 11 Februari 1964) adalah Sekretaris Daerah Provinsi DKI Jakarta yang mulai menjabat sejak 11 Juli 2014. Sebelumnya, ia menjabat sebagai Wali Kota Jakarta Pusat dari 2008 hingga 2014.

Pada konferensi wilayah NU DKI 27 Maret 2016, Saefullah terpilih sebagai Ketua Tanfidziyah PWNU DKI periode 2016-2021.

Read More »

PDIP Usung Ahok-Djarot, Umat Islam Sambut Gembira


[beritanews33.blogspot.com] JAKARTA - Kabar akhirnya PDIP akan mengusung petahana Ahok-Djarot dalam Pilgub DKI 2017 sudah beredar pasca pertemuan di kediaman Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri pada Jumat, 12 Agustus 2016. Pertemuan itu membahas calon gubernur yang akan didukung PDIP dalam pemilihan kepala daerah DKI 2017

Salah seorang politisi PDIP mengungkap kepastian Ahok-Djarot diusung PDIP sudah 94.6%. Dan kabarnya 15 Agustus besok akan dideklarasikan.

Sebelumnya, Sekken PDIP Hasto Kristiyanto menyebut opsi pertama PDIP adalah mengusung pasangan petahana yaitu Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat.

"Opsi pertama adalah mendukung pasangan incumbent Pak Ahok dan Pak Djarot," kata Hasto pada Rabu (10/8), dikutip CNN Indonesia.

Menanggapi PDIP yang akan mengusung petahana Ahok-Djarot, publik Umat Islam malah menyambut dengan gembira. Berbagai tanggapan disampaikan di media sosial.

"Alhamdulillah... Smoga ini pertanda baik bg warga Jakarta...
Untuk smakin memantapkan pilihannya...
Untuk tdk memilih pemimpin non muslim," ujar Hajarul Aswad.

"Seorang kader pdi di tmpat tinggal sya jga bilang, pdi psti bakal mngusung ahok-djarot, ini proyeksi nya utk pilpres 2019 utk mngusung jokowi-ahok, otomatis djarot jdi gubernur yg akhirnya pdi jga yg menguasai jakarta. Smoga sja partai islam gak tertipu dgn tipu tipu pdi," komen VArizh Trus'by.


"Dari awal juga saya itu lebih suka klw pdip gak gabung ke selain ahok.karena udah cocok, busuk ketemu busuk," komen Wendra Jumaisarki.

"Gpp PDIP mengusung Ahok, toh yg berlaga Figur bukan Partai. Kami hanya kuatir kalo terlalu banyk calon yg maju, krn suara pemilih akan terbagi-bagi. Justru kami optimis dan yakin jika terjadi head to head antara Ahok vs figur muslim. Peluang kemenangan besar ada di tangan figur muslim !!!" kata Rais GL.

"Bagus deh klo PDIP ngusung si ahoax...biar umat islam gak kena jebakan batmen," ujar Ahsan Maulana Albrebesi.

"Itu lah politik, ibarat pisau bermata dua, dari dulu saya gak suka berpolitik, tapi Islam mengharuskan kita utk menggunakan hak politik kita agar kita bisa berbuat dan menentukan pemimpin yang amanah, yang mau membela Islam, klo kita tidak menggunakan hak politik kita tunggu saja kita umat Islam akan dihabisi oleh kaum kufar yang gila2an dalam berpolitik apalagi yang memiliki media.." komen Yossywahyudi Kromopawiro.

"Sebetulnya tanpa PDI-P pun kita insya Allah menang. Jika partai koalisi Islam bersatu memajukan figur top sperti Bang YUSRIL, bukan tdk mgkin kemenangan sdh di depan mata, Sya sih harapannya partai islam berkoalasi mengusung YURIL-UNO," ujar Rustam Nanda.

"Kabar yg sangat bagus, tanpa PDIP nantinya kl gubernur pilihan umat Islam menang, bs leluasa menerapkn perda syariah, krn kt mafhum partai banteng itu alergi dgn perda syariah. Tinggal rapatkan barisan, usung cagub pilihan umat, yg bersih, jujur, cerdas & amanah untuk sama2 diperjuangkan untuk jakarta," kata Maman Rukmana.

"Mari.... umat islam di Jakarta buktikan jgn sampai gubenur ente ga jumatan lagi...doa kami dr kalimantan," ujar Okie Love Borneo.

"Aku berdo'a agar warga Muslim DKI Jakarta diberikan keteduhan hati dalam memilih pemimpin mereka... walau saya warga Bekasi... tapi jujur saya akan sedih kalau figur ini kembali memimpin...Allah Allah Allah," tutur Wisyal MirZa Dinata.

"PDIP bikin gebrakan & kejutan, gak masalah.... Alloh Subhanahu Wa Ta'ala pasti akan lebih ngGebrak dan mengKejutkan PDIP dan Ahoax beserta kroni2nya....sampai....lihat saja nanti.....Wassalam...." komen Arif Wibowo.

"Cakep dah biar kentara jadi kagak kecampur... Ayo Parpol ISLAM bersatu dukung gubernur Muslim Kalo udah rempug enak pan kita," ujar Bang Keling.

"Warga Jakarta...harus waspada serangan...uang besar besaran....dari aseng... Karena aseng...sudah hitung hitungan... Kalau Ahok sampai kalah...proyek...mereka... Termasuk reklamasi...terancam Gagal ..kalau itu terjadi kata nanik.s.deyang... Mereka bisa...rugi 500trilyun...  Maka pilkada DKI...mereka rela kucurkan 100 triliun...buat disiram ke warga, aparat dan lembaga..serta kepartai... liat saja...sekarang. Tinggal sekarang, kuatkah Aparat dan warga Jakarta...siraman uang 100t?" komen Irfansyah Aldi.


"Ayo bergerak para warga betawi, jangan sampai ente nanti terus digoblog-goblogin dan diusir melulu...." kata A Jajang W Mahri.

"Saya doakan semoga warga dki dibukakan mata hati dan pikirannya untuk memilih pemimpin yg amanah cerdas dan santun.. dan krn mayoritas masy dki adalah muslim maka mutlak pemimpinnya jg harus muslim..," ujar Laila Mega Wardhani.

YA ALLAH... BERIKAN DKI JAKARTA PEMIMPIN MUSLIM YANG AMANAH, SANTUN, DAN MAMPU MENSEJAHTERAKAN WARGANYA...


Read More »

Akhirnya PDIP Akan Usung Ahok-Djarot, Dikabarkan 15 Agustus Deklarasi


[beritanews33.blogspot.com] JAKARTA - Beredar isu di kalangan wartawan PDIP sudah menetapkan pilihan terhadap Ahok-Djarot. Isu itu mengatakan deklarasi akan digelar Senin, 15 Agustus 2016 mendatang.

Namun saat ditanya, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menepis isu itu. Dia mengatakan PDIP masih merasa punya cukup waktu untuk mencari cagub terbaik untuk warga DKI. Dia menyebut akan prioritas dahulu pada peringatan Hari Kemerdekaan 17 Agustus 2016.

"Ya, masih ada waktu. Kita 17-an dulu. Kita 17-an dulu ya. Kita belum ada progres," ucap Hasto di Tugu Proklamasi, Jl Proklamasi, Pegangsaan, Jakarta Pusat, Sabtu (13/8/2016), dikutip detikcom.

Hasto menyebut bahwa untuk pilgub DKI Jakarta akan diputuskan belakangan. Saat ini prioritas PDIP pada pilkada di daerah luar Pulau Jawa.

Sebelumnya, Hasto menyebut PDIP memiliki tiga opsi terkait calon yang diusung di Pilgub DKI Jakarta.

Opsi pertama PDIP adalah mengusung pasangan petahana yaitu Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat.

"Opsi pertama adalah mendukung pasangan incumbent Pak Ahok dan Pak Djarot," kata Hasto pada Rabu (10/8), dikutip CNN Indonesia.

Kabar PDIP akhirnya usung Ahok-Djarot juga disampaikan oleh salah seorang politisi PDIP yang aktif di sosial media twitter, Sumantri Suwarno (@mantriss). Bahkan, politisi PDIP yang menyebut dirinya anti-Ahok ini menyatakan tingkat kepastiannya mencapai 94,6 %.

"Jakarta anti klimaks. Tak ada teman2an, tak ada deparpolisasi. Kompromi kembali ke skema lama...."

"Dengan kembalinya skema Ahok - Jarot, baik PDIP dan Ahok sama2 realistis.... Apa mau dikata, itulah politik..."

"Semoga penantang Ahok-Jarot tetap mampu menghadirkan argumen2 perlawanan yang menarik. Jakarta butuh alternatif..."

Demikian kicau akun @mantriss, Sabtu (13/8) sore barusan.

"Itu sudah fix?" tanya netizen.

"94,6% --" balas @mantriss.


Read More »

MENCURIGAI PDIP


MENCURIGAI PDIP

Belum diumumkannya nama cagub DKI dari PDIP sejak jauh-jauh hari dan membiarkan publik dalam ketidakpastian menunjukkan PDIP bermain dalam banyak kaki. Langkahnya bakal tidak terduga: cagub bisa siapa saja, bisa dari partai mana saja, tak ada kawan dan tak ada lawan, yang juga berarti kawan serta lawan bisa siapa saja dan dari mana saja.

Ini menunjukkan PDIP bukanlah partai yang jelas ideologi dan pemihakannya, tetapi sudah terjatuh dalam pragmatisme dan kepentingan jangka pendek semata.

Partai yang jelas ideologi dan pemihakannya tak akan gamang menentukan sikap karena kalah/menang nomor dua. Yang terpenting adalah membawa nilai yang diperjuangkan. Percuma menjadi oposisi sekian tahun kalau ujung-ujungnya sekarang masuk angin juga oleh godaan kepentingan jangka pendek.

Publik berharap PDIP agar menjadi teladan dalam berpolitik yang mengedepankan "high politics".

Kepada elit PDIP, segeralah bertobat sebelum partai kalian ditinggalkan masyarakat dan kelak akan dikenang bukan sebagai partai wong "cilik" tetapi diplesetkan menjadi kata yang hurup c dan l-nya bertukar tempat.

(Buni Yani)

Read More »

Undang Berbagai Elemen, PKS Gelar Konsolidasi Umat Menangkan Pilgub DKI 2017


Hadirilah...
Agenda Silaturahim dan Konsolidasi Ummat DPTD PKS Jakarta Utara

Ahad, 14 Agustus 2016
Pkl. 08.00 WIB
Bertempat di Markaz Da'wah PKS Jakarta Utara
Jl. Walang Baru VI No.119 RT.04/07 Kel. Tugu Utara
Koja - Jakarta Utara 14260

Adapun agenda kegiatan ini akan dihadiri dan di isi oleh berbagai Tokoh dan Elemen sebagai berikut:

Ust. Sohibul Iman (Presiden PKS).
KH. Salim Segaf Al Jufry (Ka. Majelis Syuro DPP PKS).
Ust. Syakir Purnomo (Ka. DPW PKS DKI Jakarta).
Ust. M. Arifin (Ka. Majelis Syuro DPW PKS DKI Jakarta).
Ust. Anis Matta, Lc
Komjend (Purn.) Drs. Adang Daradjatun
Ir. Triwisaksana, M. Sc
Sandiaga Uno (Kandidat Bacagub DKI Jakarta).
Fahira Idris, SE. MH (Senator DPD)
Habieb Rizieq (Presiden FPI).
Ust. Ade Purnama (IKADI Jakarta Utara).
Jamran (AMJU).
Andi Pane (Forum RT/RW).
PDIP JU.
Gerindra JU.
PPP JU.
PKB JU.
PAN JU.
MUI JU.
Muhammadiyah JU.
Nahdlatul Ulama JU.
Forum Betawi Rempug JU.
Ka. RT/RW se-Jakarta Utara.
Tokoh Masyarakat.
dsb.

Sumber: Fp PKS Jakarta Utara

Read More »

NU DKI Dukung Gubernur Muslim-Beriman

(Rais Syuriyah NU DKI Jakarta, KH Mahfudz Asirun di Masjid Al-Azhar, 11/08/2016)

[beritanews33.blogspot.com] JAKARTA - Rais Syuriyah Nahdlatul Ulama (NU) DKI Jakarta, KH Mahfudz Asirun, menegaskan dukungannya terhadap pasangan calon Gubernur/Wakil Gubernur yang Muslim dan beriman.

“NU DKI tidak mendukung gubernur non-Muslim. NU mendukung gubernur yang beriman, yang senang sama rakyat dan disenangi sama rakyat,” ujarnya Kamis, 8 Dzulqa’dah 1437 H (11/08/2016).

Hal itu ia tegaskan dalam acara Muzakarah Ulama bersama pimpinan parpol dan tokoh-tokoh masyarakat di Masjid Al-Azhar, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, membahas Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017.

“Mungkin saja atasan saya atau bawahan saya ada yang mengatakan bahwa NU mendukung non-Muslim. Yang jelas, Rais Syuriyah (NU DKI) itu tidak mendukung (gubernur) non-Muslim,” ungkapnya di depan puluhan tokoh.

Kiai Mahfudz menyampaikan itu karena merasa sebagai kewajibannya. “Dan merasa terpanggil, jangan sampai juga NU itu mendukung gubernur non-Muslim,” ungkap Pimpinan Pesantren Al-Itqon ini.

Para tokoh di Jakarta mendorong parpol untuk mengusung satu pasangan Muslim pada Pilgub DKI 2017.
“Saya merasakan apa yang bapak-bapak rasakan. Calon satu saja itu saya juga sangat setuju,” ujar Mahfudz.

Oleh karena itu, ia mengimbau umat Islam di DKI Jakarta agar satu suara. Ia pun berharap para parpol peserta Pilgub DKI 2017 mengusung satu pasang calon Muslim.

“Semoga ada pertolongan agar Gubernur DKI 2017 sesuai dengan yang kita harapkan; jujur, bersih, tegas, cerdas, dan beradab,” harapnya.

Sumber: Hidayatullah


Read More »

Ahok Tolak Ajakan Maraton, Sandiaga: Dia Lebih Suka Berantem, Saya Gak Mau Rusuh


JAKARTA - Bakal calon gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno akan lari maraton di lima wilayah Jakarta mulai Ahad (14/8). Sandiaga pun berkunjung ke kantor gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), Jumat (12/8) kemarin, dan mengajak untuk melakukan aksi yang sama, namun ditolak.

"Saya undang Pak Gubernur untuk berlari, tapi kelihatan dia (Ahok) nggak bersedia, dia lebih suka berantem katanya. Jadi saya bilang saya ke sini bukan buat ajak ribut, Pak. Saya enggak mau rusuh," kata Sandiaga.

"Kami akan mulai perjalanan di lima wilayah pada Ahad dan pertama di wilayah Selatan dimulai dari Kantor wali kota (Jakarta Selatan) yang calon mitra saya di 2017," kata Sandiaga di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (12/8).

Selanjutnya Sandiaga akan berlari ke arah Jakarta Timur, Jakarta Barat, Jakarta Utara dan rencananya untuk Kepulauan Seribu rencananya akan ditempuh dengan berenang.

"Dan sebagai simbolisnya akan dilaksanakan renang di Ancol, kita coba mulai gaya hidup sehat," kata Sandiaga.

Sandiaga datang ke Balai Kota DKI, selain ketemu Gubernur Basuki Tjahaja Purnama juga bertemu dengan Sekretaris Daerah (Sekda) Pemprov DKI Jakarta, Saefullah. "Sekalian lihat kantor saya nanti di 2017, bagus yah kantornya," kata Sandiaga kalem.

Sumber: Antara


Read More »

Dihina Ahok Surabaya Cuma Setara Jaksel, FAKTA yang Disampaikan Risma Makjleb Banget


Pilgub DKI belum juga dimulai, Ahok sudah menebar kesombongan dengan meremehkan hasil kerja calon saingannya, Walikota Surabaya Tri Rismaharini.

Hal itu disampaikan Ahok saat banyak pihak yang membanding-bandingkan kandidat yang mengemuka. Ahok menyebut pembandingan seyogyanya dilakukan terhadap objek yang setara, misalnya Surabaya dibandingkan dengan Kota Administrasi Jakarta Selatan saja, bukan Provinsi DKI Jakarta.

"Misalnya Jakarta bagaimana ini, Jakarta beda banget sama Surabaya, Surabaya trotoarnya sudah rapi, Jakarta kok belum? Nah itu yang sehat (pembandingan antar kandidat Pilgub). Kita akan jelaskan kepada masyarakat, Surabaya itu cuma Jakarta Selatan. Gitu loh," ujar Ahok di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Kamis (11/8/2016).

Dibilang Surabaya tak sebanding dengan Jakarta, walikota dengan sederet prestasi internasional ini pun memberikan jawaban dengan fakta yang telak.

Seperti dilansir detikcom (11/8/2016), Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengingatkan Gubernur DKI Basuki T Purnama alias Ahok tidak menyudutkan Kota Surabaya dengan meremehkan hasil pembangunanannya selama ini. Sebagai warga Surabaya, Risma mengaku tersinggung atas ucapan Ahok yang menilai trotoar di Kota Surabaya menjadi baik dan nyaman itu dibangun dengan waktu yang lama serta luas wilayah Surabaya tidak sebesar Jakarta.

"Ini bukan persoalan pencalonan gubernur, tapi sudah harga diri warga Surabaya," tegas Risma di Balai Kota Surabaya, Kamis (11/8/2016) petang.

Yang terbaru isu trotoar antara Jakarta dan Kota Surabaya yang kondisinya berbeda menjadi sorotan. Surabaya yang dinilai berhasil membuat Ahok tidak terima dengan sejumlah alasannya.

"Ini bukan masalah bagus atau tidak. Surabaya itu uangnya (APBD) Rp 7 triliun, Jakarta katanya Rp 64 triliun. Tapi kami mengelola secara efisien. Dan di bawah trotoar itu ada yang mahal, ada box culvert," katanya.

Demikian pula untuk ukuran juga jangan meremehkan Surabaya. Jakarta memiliki luas 661.5 Km2 sedangkan Surabaya seluas 374,8 Km2. Untuk itu Risma marah ketika Surabaya dianggap seluas Jakarta Selatan.


"Luas kami separuh Jakarta, Pak Ahok dibantu 5 walikota. Aku sendiri(an) di Surabaya. Fakta ini harus kusampaikan. Itu orang sombong. Warga Surabaya bisa marah dihina begitu. Aku kalau ngomong ya berbasis data," jawab Risma.

Risma mengaku heran dengan sikap Ahok yang terus menyerang Surabaya. "Kenapa Surabaya terus, Pak Ahok ndak usah takut kan incumbent. Kalau kerja 5 tahun bagus ya nggak usah takut," imbau Risma.

Selama ini pula, Risma berusaha menahan diri. Namun Risma tak ingin masyarakat marah sehingga terpaksa sebagai wali kota harus menjelaskan.

"Saya juga nggak pingin Surabaya dibilang besar. Cuma aku harus nyampaikan ini agar warga Surabaya gak gerak," katanya.

"Untuk apa menyinggung-nyinggung Surabaya terus. Saya mbangun tidak untuk dipamer-pamerkan. Ini untuk kesejahteraan warga Surabaya," tambahnya.

Risma mengimbau kepada Ahok untuk tidak membuat hati warga Surabaya terluka karena tudingan ngawurnya. "Jangan terpecah belah di hari kemerdekaan. Kalau kita terpecah belah akan kalah bangsa ini. Warga Jakarta dan Surabaya itu bersaudara," katanya.

Read More »

Hindari Potensi Pilkada Curang, Yusril Akan Lawan Ahok ke MK Soal Cuti Kampanye


[beritanews33.blogspot.com] JAKARTA - Pakar Hukum Tata Negara dan juga bakal calon Gubernur DKI Jakarta, Prof. Yusril Ihza Mahendra, akan melawan langkah Gubernur Basuki Tjahja Purnama atau Ahok, yang menggugat aturan cuti bagi calon petahana. Yusril akan melawan Ahok ke Mahkamah Konstitusi (MK).

Menurut mantan Menteri Sekretaris Negara ini, seorang petahana (incumbent) ketika ingin mengikuti Pilkada harus melepas jabatannya atau cuti. Kalau petahana tidak cuti maka potensi untuk menyalahgunakan kekuasaannya, sangat besar.

Berikut pernyataan Prof. Yusril Ihza Mahendra yang disampaikan melalui akun twitternya @Yusrilihza_Mhd, Jumat (12/8/2016):

1. Saya pertimbangkan utk maju sbg pihak terkait dalam pengujian UU Pilkada yg diajukan oleh Pak Ahok sbg balon petahana pilgub DKI di MK.

2. Sebagaimana Pak Ahok, posisi saya sama2 mempunyai legal standing baik utuk menguji UU Pilkada maupun maju sbg pihak terkait.

3. Prinsip saya seorang petahana haruslah mundur atau cuti ketika ia maju dlm pilkada agar keadilan ditegakkan dan kecurangan dijauhkan.

4. Seorang petahana yg tidak berhenti atau cuti potensial utk menyalahgunakan kekuasaan utk curang dlm pilkada. Saya menentang keras hal itu.

5. Pak Ahok seharusnya berani bertarung secara kesatria, jujur dan adil serta menjauhkan diri dari niat buruk utk memanfaatkan jabatan.

6. Saya akan membantah dan melawan argumentasi Pak Ahok di MK dan memohon agar MK menolak permohonannya demi keadilan dan kepastian hukum.

7. Alasan Pak Ahok dia minta agar pasal cuti dihapuskan karena sdh bahas APBD adalah akal2an yg tdk punya basis alasan konstitusional.

8. Saya mengajak warga DKI untuk mendukung Pilkada yang jujur dan adil serta bersih dari segala kecurangan dan pemanfaatan jabatan.

9. Demikian statemen saya yang saya sampaikan dari Banda Aceh pagi ini. Salam sejahtera!


Read More »

STRATEGI KOMUNIKASI MEGAFON ALA AHOK JADI BUMERANG


STRATEGI KOMUNIKASI MEGAFON ALA AHOK JADI BUMERANG

Oleh: Muhammad A S Hikam*

Beberapa waktu lalu saya memposting status di sini yang mengingatkan agar petahana dlm Pilkada DKI, Gub Basuki Tjahaja Purnama (BTP, Ahok), tidak memakai strategi megafon dalam komunikasi publik, termasuk dalam kampanye jelang pilkada. Tampaknya pak Gubernur masih tetap percaya dengan strategi komunikasi keras itu bahkan digunakannya dalam mengantisipasi kenungkinan pencaguban walikota Surabaya, Ibu Tri Rismaharini (TR).

Hemat saya strategi megafon tersebut justru telah memukul balik Ahok dan bisa mengurangi kredibilitas beliau secara signifikan. Setidaknya, lawan-lawan Ahok kini pubya peluru tambahan untuk menyerang dari sisi kredibilitas tersebut. Sebab serangan preemptive Ahok terhadap Risma bukan saja tak didukung fakta yang akurat (sebagaimana respon balik TR - link detikcom), tetapi juga karena cara tsb bisa ditafsirkan sebagai sikap khawatir yang berlebihan bahkan semacam paranoia. Pencaguban Risma masih jauh dari pasti sehingga melakukan serangan dengan kampanye negatif seperti itu malah menimbulkan tanda tanya terkait kepercayaan diri sang petahana.

Ada baiknya jika Ahok dkk tidak mengumbar cara berkomunikasi megafon ini. Sebab kalaupun beliau memenagkan pilkada, dampak negatif dari cara berkomunikasi publik ini akan menyertai beliau nanti. Politik yang berhasil konon adalah yang bisa merubah musuh menjadi teman, atau setidaknya tak berpotensi menjadi lawan berat di masa depan. Strategi megafon yang dipergunakan Ahok justru memperlebar wilayah konflik dan memperbanyak lawan potensial.

Timses Ahok dipimpin oleh politisi muda yang handal, Nusron Wahid (NW), yang notabene sangat berpengalaman dalam mengelola persepsi publik dan merangkul arus bawah. Ahok perlu mengoptimalkan NW dalam berkomunikasi dengan publik dan pemilih potensial di DKI. Saya tidak yakin NW akan menyokong strategi megafon itu karena bagi tokoh NU itu, pendekatan persuasif akan dianggap lebih bermanfaat dalam jangka panjang ketimbang pendekatan provokatif.

Wallahua'lam.

___
*dari fb Muhammad A S Hikam
(Gambar: aktual.com)


Read More »

Risma Sudah Terbuka Beri Sinyal Maju Pilgub DKI Jakarta


Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mulai bicara soal pemilihan Gubernur DKI Jakarta pada 2017. Di sela-sela blusukan ke beberapa kawasan di Kota Surabaya, Kamis pagi, 11 Agustus 2016, Risma tak lagi diam saat ditanya wartawan seputar Pemilihan Kepala Daerah DKI Jakarta.

Menurut kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ini, Pilkada DKI bukan persoalan rebutan kekuasaan. Meski banyak pihak percaya, berdasarkan hasil survei, dia bisa mengalahkan Ahok. Menang-kalah dalam kontestasi politik bukan isu yang penting.

"Karena ini bukan untuk berkuasa atau PDIP berkuasa, bukan. Tapi membuat warga Jakarta sejahtera, itu tidak bisa kemudian ngomong dengan angka-angka (hasil survei) saja," ujarnya setelah meninjau Tempat Pembuangan Akhir Benowo, Surabaya, Kamis, 11 Agustus.

Menurut Risma, masalah yang terpenting dari pemilihan kepala daerah adalah tokoh yang unggul dalam persaingan itu bisa membuat Jakarta sejahtera. Itu sebabnya, tingginya elektabilitas dirinya, menurut sejumlah survei, bukan yang terpenting.

Ia juga tak mau ambil pusing dengan Pilkada DKI Jakarta. Sebab, ia yakin jabatan adalah kehendak Yang Maha Kuasa, bukan kemauan dirinya. "Jadi itu sudah takdir," ucapnya.

Pada Pilkada Surabaya beberapa waktu lalu, Risma tak mau melalui jalur independen karena pilihan itu akan menunjukkan bahwa dia bernafsu untuk mendapatkan jabatan. "Tidak boleh ada nafsu untuk berkuasa," katanya.

Risma meminta publik dan kalangan media bersabar menanti pengumuman calon Gubernur DKI. "Pada saatnya nanti, Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat PDIP akan menyampaikan langsung persoalan DKI Jakarta," tuturnya.

Ia menyatakan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri akan menyampaikan langsung kepadanya jika memang dia yang akan diajukan menjadi calon Gubernur DKI. "Nanti Ibu Mega pasti panggil langsung kalau, misalkan, saya diberi rekomendasi. Kalau tidak (mendapat rekomendasi), ya tidak," ucapnya.

Menurut kabar yang santer beredar, pada Rabu kemarin, Mega dan Risma menggelar pertemuan di Jakarta membahas Pilkada DKI. Namun Risma menampik kabar tersebut. "Saya di Jakarta (Rabu) kemarin malam, tapi bukan untuk itu (bertemu Mega)," ujarnya.

Risma memastikan dia belum dipanggil Megawati untuk membahas pilkada atau menerima rekomendasi pencalonan. Ia juga membantah telah bertemu Megawati di Jakarta pada Rabu malam, 10 Agustus.

Meski Risma mulai bicara Pilkada DKI, dia mengaku tak bernafsu menjadi Gubernur DKI. Dia ingin tetap menjadi Wali Kota Surabaya. “Kalau aku ditanya, jujur, aku pingin di Surabaya. Bagaimanapun, aku sudah berjanji kepada warga Surabaya,” tuturnya.

Sumber: Tempo


Read More »

AHOK SUDAH 6 KALI DIUSIR WARGA JAKARTA, MEDIA BUNGKAM !!!


Jakarta - Sejak hari Rabu 15 Juni 2016 di bulan Ramadhan lalu hingga kini sudah enam kali Ahok ditolak, dihadang dan diusir oleh warga Jakarta.

Media-media corong Ahok sudah berusaha mati-matian untuk menutup-nutupi FAKTA memalukan tersebut.

Namun alhamdulillah arus informasi penolakan, penghadangan dan pengusiran terhadap Ahok oleh warga masyarakat tersebut masih bisa tersebar luas lewat media sosial, sebagai berikut:

1. Hari Rabu tanggal 15 Juni 2016 tepat di bulan Ramadhan, Ahok berencana mengunjungi Masjid Al-Inayah, Komplek Merpati, Kelurahan Pegadungan Kecamatan Kalideres Jakarta Barat.

Walau bukan seorang muslim dan ikut berpuasapun tidak, namun Ahok ingin ikut makan-makan bareng alias berbuka puasa bersama warga masyarakat Kalideres dan sekitarnya dalam acara kunjungan yang diberi tajuk "Safari Ramadhan", yang bagi warga masyarakat setempat itu adalah bagian dari kampanye terselubung Ahok menuju Pilgub DKI 2017.

Warga Kalideres kemudian kompak menyatakan menolak keras Masjid yang merupakan tempat suci bagi umat Islam untuk dikotori dan diinjak-injak oleh Ahok. Apalagi di Bulan Suci Ramadhan, Bulan yang sangat mulia bagi umat Islam.

Mereka menyatakan penolakan keras atas rencana kedatangan Ahok dan akan menghadang serta mengusir Ahok apabila tetap nekad berani datang dan menginjak-injak Masjid Al-Inayah. Warga masyarakat setempat pun kemudian berjaga-jaga untuk mengantisipasi kedatangan Ahok.

Setelah mengetahui kehadirannya ditolak oleh warga Kalideres, akhirnya Ahok tidak berani datang dan kemudian membatalkan kunjungannya ke Masjid Al-Inayah.

2. Jum'at 17 Juni 2016, Masjid Nurul Falah, Jalan Tanjung Duren Pasar Kopro Grogol Petamburan Jakarta Barat.

Masih di Bulan Suci Ramadhan, dua hari setelah penolakan di Kalideres, kali ini Ahok kembali ingin berkunjung ke Masjid, yaitu Masjid Nurul Falah Di Grogol Petamburan Jakarta Barat.

Namun Imam Masjid, MUI setempat, jama'ah dewan kota setempat beserta warga masyarakat sekitar kompak menyatakan menolak keras kedatangan Ahok.

Sama seperti di Kalideres, Ahok akhirnya juga tidak berani datang dan kemudian membatalkan kunjungannya di Masjid Nurul Falah.

Namun warga Grogol Petamburan dan sekitarnya tetap berjaga-jaga sampai malam seusai Sholat Tarawih untuk mengantisipasi rencana kedatangan Ahok.

3. Senin, 20 Juni 2016, Masjid At-Taqwa RW. 04 Kelurahan Kapuk Muara, Kecamatan Penjaringan Jakarta Utara

Masih di Bulan Suci Ramadhan, Ahok berencana hadir pada acara Buka Puasa Bersama di Masjid At-Taqwa RW. 04 Kelurahan Kapuk Muara, Kecamatan Penjaringan Jakarta Utara, serta Pondok Pesantren Khoirul Ummah pimpinan KH. Oman Syahroni, di Jalan Kapuk Muara RT. 06 RW. 05, Kelurahan Kapuk Muara Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, hari Senin 20 Juni 2016.

Namun sejak siang hari warga masyarakat Kapuk Muara Penjaringan dan sekitarnya, bahkan anggota ormas-ormas Islam sudah berkumpul dan berjaga-jaga, untuk menolak kedatangan Ahok di Kampung mereka.

Namun berbeda dengan rencana kedatangan Ahok di Masjid Al-Inayah dan Masjid Nurul Hidayah sebelumnya, kali ini Ahok menurunkan Polisi dan Satpol PP secara besar-besaran untuk mengawal dan mengamankan kedatangannya. Mereka kurang lebih berjumlah 100 orang, komplit perlengkapannya dan ada mobil pemadam kebakaran pula.

Namun sungguhpun demikian, tidak satu centimeter pun warga masyarakat Muara Baru Penjaringan mundur. Melihat pasukan pengawalan Ahok yang jumlahnya begitu besar, bukannya takut warga justru malah semakin berani lagi.

Sejak siang hari mereka sudah berkumpul dan bersiaga. Dan pada sore hari menjelang Maghrib, warga masyarakat Penjaringan Jakarta Utara sempat bersitegang dan hampir bentrok dengan para Polisi dan aparat Satpol PP yang ditugaskan untuk mengawal Ahok.

Mendapat informasi di lokasi acara warga masyarakat sudah berkumpul untuk menghadangnya, akhirnya Ahok pun ciut. Padahal rombongan mobil Ahok beserta para anak buahnya sudah berada di daerah Jembatan III, cukup dekat dengan lokasi acara. Namun akhirnya Ahok langsung putar balik, pulang ketakutan tidak jadi datang.

4. Jum'at, 24 Juni 2016, Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Penjaringan Indah, Jakarta Utara

Tiga kali ditolak secara beruntun oleh warga Jakarta membuat Ahok gemas. Tak peduli sudah lama ia ditolak warga Penjaringan, kali ini Ahok nekad ingin tetap datang melakukan kunjungan ke Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Penjaringan Indah, Jakarta Utara, hari Kamis 23 Juni 2016.

Warga Penjaringan tetap bersikeras menyatakan penolakan bahkan mereka sudah bersiaga sejak Shubuh untuk menolak kedatangan Ahok:

Namun tak peduli dengan resiko akan terjadi bentrokan, Ahok tetap nekad mencoba datang dengan pengawalan sangat ketat oleh ratusan aparat Polisi, TNI dan Satpol PP bersenjata lengkap.

Tentunya perkiraan Ahok dengan pengawalan luar biasa dahsyat dari aparat seperti itu ia akan aman mengikuti seluruh rangkaian acara disana sampai selesainya acara malam hari.

Namun akibat kedegilan Ahok yang tetap nekad datang walaupun sudah tahu bahwa ia ditolak warga, bentrokanpun akhirnya pecah dan tak bisa dihindari antara warga setempat dengan para pengawal Ahok, bahkan mobil Ahok pun sebelum kabur dikabarkan sempat ditimpuki oleh warga.

Dan selain itu juga timbul kejadian yang amat sangat memalukan yang menimpa diri Ahok dan terus menjadi bahan tertawaan para netizen, hinggga saat ini.

Bagaimana tidak, Ahok nampak sangat terburu-buru dan hanya sekitar 10-15 menit berada di lokasi di RPTRA Penjaringan Indah.

Ahok hanya memberikan kata sambutan sebentar, lalu foto bersama beberapa PNS dan anak-anaknya yang kemudian disebar beritanya oleh tim propaganda Ahok bahwa Ahok disambut sangat meriah dan foto bersama warga setempat, dan hal itu telah dibantah oleh warga setempat:

Sebelum kemudian Ahok buru-buru kabur ngibrit lari ketakutan dengan pengawalan sangat ketat dari para body guardnya, sebelum beduk adzan Maghrib.

Begitu singkatnya Ahok berada disana bahkan Ahok tidak ikut acara buka puasa bersama seperti yang sudah ia rencanakan. Dan lebih lucunya lagi... Ahok kabur menghindari amukan warga masyarakat adalah melalui jalur kebon!

5. Sabtu, 30 Juli 2016, Condet Jakarta Timur

Warga masyarakat Condet Jakarta Timur termasuk berbagai ormas dan elemen masyarakat akhirnya berhasil menggagalkan kunjungan Ahok yang berencana menghadiri acara Festival Condet, hari Sabtu 30 Juli 2016

Sedari awal warga sudah menyatakan penolakan mereka atas rencana kehadiran Ahok. Penolakan warga terhadap Ahok ditunjukkan dengan memasang berbagai spanduk penolakan di berbagai area strategis di Condet, mulai dari Rindam Jaya sampai Masjid Al-Hawi bahkan sampai keluar di Jalan Raya Bogor dan area PGC Cililitan.

Warga masyarakat Condet yang banyak diantaranya merupakan warga Betawi mengaku mereka resah atas rencana kehadiran Ahok. Karena mereka memang tidak menyukai sosok Ahok sebagaimana juga mayoritas warga Jakarta lainnya terutama warga pribumi.

Warga ingin acara Festival Condet berjalan dengan lancar, aman dan semarak. Kehadiran Ahok hanya akan membangkitkan kemarahan masyarakat sehingga mereka bertekad mengusir Ahok apabila berani menginjakkan kakiknya di wilayah Condet.

Apalagi disinyalir Ahok berniat memanfaatkan acara Festival Condet untuk ajang pencitraan dan kampanye terselubungnya untuk Pilgub DKI 2017.

Melihat penolakan warga masyarakat Condet yang begitu hebat, nyali Ahok pun akhirnya ciut dan kemudian membatalkan kehadirannya di Festival Condet. Sehingga acara Festival Condet pun berlangsung dengan aman, lancar dan penuh berkah. Allahu Akbar! Merdeka!

6. Rusunawa Cipinang Besar Selatan, Jakarta Timur, hari Jum'at 5 Agustus 2016

Kali ini giliran warga masyarakat Cipinang Jakarta Timur yang menyatakan penolakan keras atas rencana kedatangan Ahok dan siap menghadang serta mengusir Ahok apabila berkunjung ke Rusunawa Cipinang Besar Selatan (CBS) Jakarta Timur.

Warga Cipinang dan sekitarnya sudah memasang berbagai spanduk penolakan atas kedatangan Ahok di sekitar Rusunawa CB. Lalu mereka berkumpul dan bersiaga di lokasi untuk mengantisipasi kedatangan Ahok, sebelum kemudian kabar datang bahwa Ahok akhirnya membatalkan kunjungannya.

Sumber: GMJ News
Read More »

Ahok Kenakan 'Tarif' Rp 50 Juta untuk Makan Bersama, Sahal Mampunya Berapa?


[beritanews33.blogspot.com] Cagub DKI incumbent Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) akan mengenakan 'tarif' Rp 50 juta untuk pihak yang ingin makan bersamanya saat kampanye.

Pada Minggu (29/5) Ahok menyampaikan akan meminta sumbangan dari orang-orang yang ingin makan bersamanya. Warga kelas menengah ke atas yang mau makan bersamanya akan diterapkan tarif Rp 50 juta per kursi.

Sementara untuk warga kelas menengah ke bawah, tiap meja dikenakan tarif Rp 500.000. Satu meja bisa diisi oleh 10 orang sehingga mereka hanya membayar Rp 50.000/orang.

"Seorang kan maksimal sumbang Rp 50 juta. Jadi untuk kelas menengah kalau mau makan dengan saya untuk 1 kursi harus nyumbang Rp 50 juta. Yang kelas ke bawah, 1 meja mungkin Rp 500 ribu, tapi dia kumpulnya 10 orang," kata Ahok saat ditemui di acara 'Teman Ahok Fair' di Gudang Sarinah Ekosistem, Pancoran, Jakarta Selatan, seperti dilansir detikcom.

Kalai aktivis JIL pendukung Ahok seperti @sahal_AS ini akan dikenakan tarif berapa ya kalau mau makan bersama Ahok lagi?

"Gratis alias dgn cuma-cuma, kalo sanggup 'gadai'kan aqidah," ujar netizen Daisy Farafi Husna di akun twitternya @daisyfhusna.


Jangan sampai deh aqidah tergadai demi sepiring nasi. Rugi dunia akhirat.


Read More »

SOAL BUWAS DKI-1


SOAL BUWAS DKI-1

Komjen Buwas (Budi Waseso) dikenal cukup agresif menangani sejumlah kriminal hingga kasus korupsi.

Ahok ngomong doang soal pemberantasan korupsi. Kapasitasnya sebagai gubernur memang tidak pada tempatnya bicara soal pemberantasan korupsi. Jadi tidak tepat bila Ahok dipoles dengan citra "pendekar anti korupsi".

Beda dengan Komjen Buwas. Dia benar-benar tegas. Non kompromistis. Kasus yang ditangani Pak Buwas saat menjabat Kabareskrim, di antaranya pelanggaran yang menimpa pimpinan dan penyidik KPK non-aktif, serta kasus dwelling time yang melibatkan sejumlah pejabat di Kementerian Perdagangan dan PT Pelindo II. The current KPK yang main-main di RSSW, Reklamasi dan Cengkareng Barat bisa kena tangkep seandainya Pak Buwas masih kabareskrim. (Sejak 8 September 2015, Buwas menjabat sebagai Kepala Badan Narkotika Nasional, setelah sebelumnya mejabat Kabareskrim)

Tercatat ada 67 kasus korupsi yang saat itu ditangani Bareskrim. 9 Di antaranya terbilang kasus besar. Seperti diakui sendiri oleh Buwas. "Sembilan kasus (di antaranya) terbilang besar karena jumlahnya bernilai triliunan rupiah," kata Budi Waseso kepada Liputan6.com pada 28 Juli 2015.

Bila Ahok terseret sejumlah skandal korupsi, Komjen Buwas sudah terbukti menangkap sejumlah petinggi non-aktif Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) seperti Abraham Samad (AS), Bambang Widjojanto (BW), Novel Baswedan, dan Eks Wamenkumham Denny Indrayana.

Perang terhadap narkotika dan human traficking juga domainnya Pak Buwas. Pasca Komjen Buwas dimutasi menjadi Kepala BNN, Sejumlah pejabat negara dan daerah kerap ditangkap saat berpesta narkoba.

Jakarta akan lebih aman, bebas narkoba dan prostitusi bila Pak Buwas jadi DKI-1. Jakarta akan lebih makmur bila wagubnya berasal dari kalangan usaha. Seseorang yang mengerti betul problim dan strategi UKM dan bisnis management. Sandiaga Uno adalah calon wagub untuk isi ceruk tersebut.

Saya titip pesan ke Pak Buwas. Bila nanti jadi gubernur jangan lupa seret Ahok ke pengadilan tipikor. Kasus RSSW, reklamasi & lahan cengkareng barat harus terus berjalan.

(by Zeng Wei Jian)

___
*Nama Buwas tiba-tiba muncul dalam bursa pencalonan gubernur DKI Jakarta 2017.

Nama itu pertama kali dimunculkan oleh Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad, pada Jumat (8/7/2016). Bahkan, Dasco langsung memasangkan Buwas dengan Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Sandiaga Salahudin Uno sebagai bakal cagub dan cawagub.

Dasco mengatakan, dua nama tersebut diusulkan ke Ketua Dewan Pembina Gerindra Prabowo Subianto dengan pertimbangan yang matang.

Read More »
 
Wkyes