Showing posts with label SEJARAH ISLAM. Show all posts
Showing posts with label SEJARAH ISLAM. Show all posts

Setan itu Takut Pada Umar


Dari Sa’ad bin Abi Waqqash Radhiallahu Anhu, ia menukil sabda Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam:

يَا ابْنَ الْخَطَّابِ وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ مَا لَقِيَكَ الشَّيْطَانُ سَالِكًا فَجًّا إِلَّا سَلَكَ فَجًّا غَيْرَ فَجِّك

“Wahai Ibnu Al-Khattab (Umar), Demi Zat yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidaklah setan berjalan di suatu jalan kemudian bertemu denganmu, melainkan dia akan beralih ke jalan lain yang bukan jalanmu”. (HR. Bukhari dan Muslim).

Imam Al-Nawawi berkata: “Hadis ini dipahami secara zahir, bahwa setan itu jika melihat Umar melewati satu jalan, ia pasti melarikan diri dan mengambil jalan lain disebabkan ketakutan yang sangat terhadap keberanian Umar, jangan sampai dia melakukan sesuatu kepadanya”. (Syarah Shahih Muslim, 15/165).

Ibnu Hajar Al-Asqalani berkata: “Padanya terkandung keutamaan besar bagi Umar, yang mengharuskan setan tidak memiliki cara untuk mengganggu Umar. Ini bukan berarti adanya ‘ishmah baginya. Dimana, tidak ada padanya melainkan menjauhnya setan darinya dan tidak berani berjalan pada jalan yang dilalui olehnya”. (Fath Al-Bari, 7/38).

Jadi, kalau ada yang benci, atau bahkan melaknat Umar bin Al-Khattab lantaran takut kepada beliau, maka ketahuilah dia adalah "bangsa" makhluk yang Nabi sebutkan di atas.

(Di Masjid Nabawi, orang-orang syiah tidak mau lewat pintu Umar bin Khaththab ...)

-Ust. Rappung Samuddin-


Read More »

KONSEP KEPEMIMPINAN (Mengayomi)


Saat membuka-buka kitab "Sirah Amiril Mukminin Mu'awiyah Ibn Abi Sufyan" karya Dr. Ash-Shallabi, terbitan Daar Ibnil Jauzi, Mesir hlm. 166, ada sebuah konsep kepemimpinan yang hari ini banyak diaplikasikan dalam biokrasi pemerintahan maupun perusahaan-perusahaan bonafit.

Dan ternyata jauh sebelumnya konsep ini sudah digagas oleb beliau Mu'awiyah Radhiallahu Anhu. Dalam suratnya kepada wakilnya, Ziyad, ia berkata:

"أنه لا ينبغي أن يساس الناس سياسة واحدة باللين فيمرحوا، ولا بشدة فيحمل الناس على المهالك، ولكن كن أنت للشدة والفظاظة والغلظة، وأنا للين والألفة والرحمة، حتى إذا خاف خائف وجد بابا يدخل منه"

"Tidak patut memimpin rakyat dengan satu metode. Jika hanya dengan kelembutan, mereka akan menjadi lembek. Dan bila mereka dipimpin dengan kekerasan saja, mereka akan dibawa pada kebinasaan. Akan tetapi, biarlah engkau untuk bagian ketegasan, kekerasan, dan kekasaran, sedangkan aku bagian untuk kelembutan, kesantunan, dan kasih sayang. Yang demikian, agar saat seorang merasa takut, ia tetap menemukan pintu untuk masuk (solusi dan kebijaksanaan)."

Iya, biarkan seorang pemimpin tertinggi itu pada posisi mengayomi, mendengar, dan memberi solusi jalan keluar. Sedangkan untuk ketegasan diwakilkan kepada penanggungjawab masing-masing.

(Rappung Samuddin)


Read More »

Tahukah Anda? Kepala Negara Pertama Akui Kemerdekaan AS Adalah Sultan Mohammed al-Khatib

(Sebuah lukisan Raja Maroko menerima delegasi asing)

[beritanews33.blogspot.com] WASHINGTON - Dunia diguncang dengan berita heboh kemerdekaan Amerika Serikat pada 4 Juli tahun 1776. Saat itu 13 Koloni Amerika, yang sedang berperang melawan penguasa Inggris Raya, tiba-tiba mengumumkan kemerdekaan mereka.

Koloni yang sebelumnya dibentuk dari emigrasi warga Inggris puritan, setelah gagal mengganti konstitusi Inggris, English Common Law, dengan Biblical Laws, pada tahun 1642 sampai 1648 itu, kini menjadi negara baru. Pada awalnya, di benua baru itu, mereka hanya ingin mendirikan komunitas dengan perundangan sendiri yang mereka inginkan dengan nama The Plymouth Colony.

Adalah Sultan Mohammed Ben Abdellah al-Khatib, dikenal dengan sebutan Mohammed III, Raja Maroko (1757-1790) yang pertama merasa simpati dengan perjuangan bangsa baru ini.

Dua pengamat hubungan internasional Gary Clyde Hufbauer dan Claire Brunel dalam sebuah jurnal di Peterson Institute for International Economics berjudul Capitalizing on the Morocco-US Free Trade Agreement: a road map for success, menjelaskan bahwa Raja Maroko lah yang pertama mengakui kemerdekaan Amerika Serikat tahun 1777.

Mohammed al-Khatib bahkan saat itu memberi bantuan militer ke pihak AS saat Presiden George Washington meminta izinnya tahun 1789 agar kapal-kapal AS boleh berlayar di sekitar Maroko, Afrika Utara.

Walaupun berperan penting dalam mendorong lahirnya sebuah negara yang kemudian menjadi adi daya dan pemain tunggal percaturan politik internasional, biografi Mohammed III tidak banyak dituliskan.

Dia merupakan putra Sultan Abdallah IV yang berkuasa di Maroko 1745 sampai 1757.

Sebelum memangku sebagai kepala negara, anggota Dinasti Alaouite ini pernah menjadi Gubernur Marrakesh tahun 1750 dan menjabat sementara sebagai Sultan tahun 1748.

Kemampuannya dalam dunia diplomasi dan hubungan internasional membuatnya dikenal sebagai pemimpin yang berpikiran terbuka dibandingkan pendahulunya.

Ia menandatangani berbagai perjanjian damai dengan negara-negara Eropa, dan membatasi kekuasaan para perompak, bajak laut Barbary.


Dalam proyek revitalisasi kota tua Casablanca (Derb Tazi) dan renovasi Kasbah Marrakesh, raja keturunan Nabi SAW ini menggunakan banyak teknisi dan arsitek Eropa seperti Théodore Cornut dan muallaf Inggris Ahmed el Inglizi.

Mungkin karena itu, dalam pertemuan Raja Maroko dengan Presiden AS Barack Obama, seorang penulis di Middle East Voices di VOANews, Vish Sakthivel mengatakan, sudah saatnya AS dan Maroko me-reset kembali hubungan bilateral mereka ke arah yang lebih baik, mengingat eratnya pertalian sejarah antar keduanya.

Sumber : VOA


Read More »

Mengapa Shalahuddin al Ayyubi Tidak Pernah Senyum?


Dulu saya sangat heran, bagaimana bisa Shalahuddin al Ayyubi itu tidak pernah senyum dan ketawa dengan alasan al Quds Palestina belum bisa dibebaskan dari tangan salibis.

Ternyata hal itu memang tidak akan pernah dipahami kecuali oleh orang yang mengerti tentang permasalahan yang lagi dihadapi oleh umatnya. Orang yang seluruh desah nafas, tenaga dan fikirannya tercurah untuk kejayaan agamanya. Orang yang menyumbangkan seluruh jiwa raga, harta dan nyawa demi tegaknya kalimat Allah di permukaan bumi.

Makanya hanya orang seperti beliau yang akan dicatat oleh tinta emas sejarah, yang tidak pernah dilupakan oleh umat sekalipun tubuhnya sudah ratusan tahun dipendam dalam tanah.

Salam sejahtera bagi seluruh pejuang fil khalidin.....

(Ust. Zulfi Akmal)


Read More »

Dan Kudeta Atas Raja Najasyi Pun Gagal, Para Sahabat Nabi Bergembira


DAN KUDETA ATAS NAJASYI PUN GAGAL

Judul: Kesedihan para sahabat atas upaya kudeta terhadap Najasyi Raja Habasyah serta kegembiraan mereka atas pertolongan Allah bagi beliau atas para pengkhianat.

Sumber: "Al Lu'lu' Al Maknun fi Sirah An Nabi Al Ma'mun".
Penulis: Musa Al 'Azimi.

Ummu Salamah radhiallahu anha berkata: "...demi Allah, kami atas demikian (sangat sedih) saat terjadi pada Najasyi gerakan yang ingin kudeta dirinya dari kekuasaan. Demi Allah, sedikit pun kami tidak pernah merasa sedih yang mendalam melebihi kesedihan kami terhadap peristiwa itu. Sungguh, kami khawatir jangan sampai berjaya laki-laki pengkudeta atas Najasyi, lalu memimpin seorang yang tidak mengetahui hak kami sebagaimana yang diketahui Najasyi...".

Saat kedua (pasukan, Najasyi dan Pemberontak) berhadapan di pinggir sungai nil, maka para sahabat Rasulullah SAW berkata: "Siapa yang bersedia keluar dan melihat pertempuran kaum itu dan datang membawakan kabar kepada kami?".

Al Zubair bin Awwam ra berkata: "Saya siap". Saat itu beliau yang paling muda umurnya.

Orang-orang lalu meniupkan tempat air (terbuat dari kulit) untuknya dan meletakkan di dadanya. Setelah bertasbih, Al Zubair keluar hingga mencapai pinggir sungai, tempat bertemunya pasukan.

Ummu Salamah melanjutkan: "Maka kami pun berdo'a kepada Allah Ta'ala agar Najasyi menang atas musuhnya serta mengokohkan posisinya di dalam negeri".

Ummu Salamah berkata lagi: "Kemudian Az Zubair datang bergegas mengangkat pakaiannya seraya berseru: "Bergembiralah! Sungguh Najasyi telah menang, Allah membinasakan musuhnya, serta menegakkan posisinya di dalam negeri".

Ummu Salamah mengakhiri: "Demi Allah, kami tidak tahu sedikit pun kegembiraan yang paling besar seperti kegembiraan saat itu". (Rappung Samuddin)

***

[PROLOG & EPILOG NAJASYI]

Pada saat yang sama -dengan naiknya An-Najasyi menjadi raja menduduki tahta di Habasyah (Afrika, Ethiopia)- di tempat lain -di Jazirah Arab- Allah mengutus nabi-Nya Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam untuk membawa agama yang penuh hidayah, petunjuk dan kebenaran, satu-persatu para sahabat pertama memeluk agama ini.

Orang-orang Quraisy mulai mengganggu dan menganiaya mereka. Ketika Mekah sudah terasa sesak bagi kaum muslimin karena gencarnya tekanan-tekanan musyrikin Quraisy, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memerintahkan mereka hijrah ke Habasyah.

"Sesungguhnya di Habasyah ada seorang raja yang tidak suka berlaku zalim terhadap sesama. Pergilah kalian kesana dan berlindunglah di dalam pemerintahannya sampai Allah subhanahu wa ta'ala memberikan jalan keluar dan membebaskan kalian dari kesulitan ini."

Maka, pada bulan Rajab tahun ke-5 kenabian (Tahun 615 M), 12 orang laki-laki dan empat orang wanita yang dipimpin Utsman bin Affan bertolak ke negeri Habasyah. Rombongan muhajirin pertama dalam Islam. Disusul rombongan kedua terdiri 83 laki-laki dan 18 wanita yang dipimpin Ja'afar ibn Abi Thalib. Di negeri baru itu, mereka mendapat ketenangan dan rasa aman. Mereka bebas menikmati manisnya takwa dan ibadah tanpa gangguan.

Akan tetapi pihak Quraisy tidak tinggal diam. Mereka mendatangi Habasyah, menyuap para pembesar dan pendeta, menebarkan opini bahwa Kaum Muslimin yang hijrah ke Habasyah adalah para pengacau, pemecah persatuan, membawa ajaran baru dan merendahkan nenek moyang.

Namun Raja Najasyi bersikukuh.

"Kalian (kuam muslimin) boleh tinggal dengan aman di negeri ini. Barang siapa yang berani mengganggu kalian maka aku akan menindaknya secara tegas. Aku tidak sudi untuk disuap, sekalipun dengan segunung emas untuk mengganggu seorang pun di antara kalian," kata An-Najasyi tegas.

Negeri Habasyah bergoncang. Para pendeta yang sudah diberi hadiah (suap) oleh Qurays tidak terima dengan keputusan An-Najasyi. Mereka melakukan berbagai makar dan isu-isu miring. Mereka menyatakan bahwa An-Najasyi telah keluar dari agamanya dan mengikuti agama baru. Mereka juga memprovokasi para rakyat untuk melakukan kudeta, menggulingkan rajanya.

Keadaan genting oleh upaya kudeta, Raja Najasyi lantas segera mengirim seorang utusan kepada kaum muslimin untuk memberitahu mereka keadaan yang sedang terjadi. Ia juga menyediakan sebuah kapal buat mereka untuk siap-siap meninggalkan Habasyah seandainya kudeta berhasil.

"Naiklah ke kapal itu. Persiapkanlah diri kalian. Jika aku kalah, maka pergilah kemana saja kalian suka. Dan jika aku menang, kalian boleh kembali ke dalam perlindunganku seperti semula," pesan An-Najasyi kepada mereka.

Pada akhirnya Najasyi masuk Islam.

Saat Raja Najasyi meninggal dunia, dimana Umat Islam sudah kokoh di Madinah, Rasulullah SAW dan para sahabat melakukan sholat jenazah ghoib.

Abu Hurairah meriwayatkan:

Bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam (yang ketika itu sedang berada di Madinah) mengumumkan berita kematian an-Nasjasyi (raja Habasyah) kepada orang-orang pada hari kematiannya.

Beliau bersabda: "Sesungguhnya saudara kalian telah meninggal dunia –dan dalam sebuah riwayat disebutkan: Pada hari ini, hamba Allah yang shalih telah meninggal dunia, di luar daerah kalian, karenanya, hendaklah kalian menshalatinya."

Mereka berkata: “Siapakah dia itu?” Beliau menjawab: “an-Najasyi”

Beliau juga bersabda: “Mohonkanlah ampunan untuk saudara kalian ini”.

Perawi hadits ini pun bercerita: Maka beliau berangkat ke tempat shalat (dan dalam sebuah riwayat disebutkan ke kuburan Baqi). Setelah itu, beliau maju dan mereka pun berbaris di belakang beliau (dua barisan). Perawi bercerita: “Maka kami pun membentuk shaff di belakang beliau sebagaimana shaff untuk shalat jenazah dan kami pun menshalatkannya sebagaimana shalat yang dikerjakan atas seorang jenazah."

[Diriwayatkan oleh al Bukhari (III/90,145,155 dan 157), Muslim (III/54), dll]

Read More »
 
Wkyes