Showing posts with label Turki. Show all posts
Showing posts with label Turki. Show all posts

BIADAB! ISIS Gunakan Anak 12 Tahun Untuk Bom Pernikahan di Turki Tewaskan 51 Orang


[beritanews33.blogspot.com] GAZIANTEP - Lebih dari 50 orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka dalam serangan bom bunuh diri di sebuah pesta pernikahan di provinsi tenggara Turki Gaziantep, dekat perbatasan Suriah.

Saksi mata ledakan bom yang terjadi pada Sabtu 20 Agustus 2016 malam waktu setempat itu mengatakan, darah bercucuran dan potongan tubuh mayat berserakan di sekitar lokasi. Salah satu hadirin, Veli Can, menuturkan pesta langsung berakhir ketika ada ledakan besar di tengah orang-orang yang sedang merayakan pernikahan.

Presiden Recep Tayyip Erdogan mengatakan bukti awal menunjukkan keterlibatan Daesh (sebutan untuk ISIS) dalam ledakan mematikan pada hari Sabtu yang mentargetkan sebuah upacara pernikahan di Turki tenggara.


Berbicara kepada wartawan di Istanbul pada hari Minggu, Erdogan mengatakan seorang pembom bunuh diri berusia antara 12 dan 14 tahun terlibat dalam serangan itu, menambahkan pelaku bom kemungkinan meledakkan dirinya atau diledakkan dari jarak jauh.

Mengomentari jumlah korban terakhir, presiden mengatakan 51 orang tewas dan 69 lainnya terluka, termasuk 17 kritis.

"Temuan awal gubernur dan polisi setempat menunjukkan serangan itu telah dilakukan oleh Daesh. Seperti yang Anda tahu, Daesh berusaha memposisikan dan mengorganisir kelompok mereka di Gaziantep. Operasi Keamanan telah dilakukan dan akan terus dilakukan terhadap organisasi teroris," kata Erdogan.


"Tadi malam [Sabtu], mereka [teroris] menggunakan anak berusia 12-14 tahun sebagai bom manusia untuk melaksanakan serangan di sebuah acara pernikahan di Gaziantep. Saat ini, 69 korban luka-luka, 17 terluka serius, sedang dirawat di rumah sakit. Korban meninggal saat ini berjumlah 51 orang," katanya.


"Untuk terus menjaga keberlangsungan persatuan dan persaudaraan kita, kita semua harus menghadapi organisasi-organisasi teroris secara bersama-sama. Dalam pandangan kami, semua kelompok teroris tersebut, apakah PKK, Feto, Daesh atau PYD/YPG di Suriah, semua sama. Semua harus menghadapi bersama-sama, seperti yang kami lakukan terhadap upaya kudeta 15 Juli, kami akan mengatasi kesulitan-kesulitan ini," tutur Erdogan.

Serangan bom itu terjadi di lingkungan Beybahce kabupaten Sahinbey provinsi Gaziantep sekitar pukul 10:50 (1950GMT) pada hari Sabtu, menurut Kantor Gubernur Gaziantep.

Sumber: Anadolu Agency, MiddleEastUpdate


Read More »

"Boikot AS" Turki-Rusia Sepakat Tidak Menggunakan US Dollar Dalam Transaksi Perdagangan


[beritanews33.blogspot.com] Pertemuan antara Presiden Recep Tayyip Erdogan dan Presiden Rusia Vladimir Putin pada hari Selasa (9/8) di St. Petersburg menghasilkan kesepaktan Turki dan Rusia tidak menggunakan US Dollar dalam transaksi perdagangan antar kedua negara.

Dalam sambutannya Putin menekankan bahwa lira Turki dan rubel Rusia harus digunakan dalam perdagangan luar negeri antara Turki dan Rusia, mengurangi permintaan untuk dollar AS.
Sekembalinya dari Rusia, saat berbicara kepada sekelompok wartawan, Erdogan mengatakan Putin menarik perhatian khusus pada manfaat perdagangan yang dilakukan melalui penggunaan mata uang masing-masing negara. Dengan demikian, Erdogan menyatakan bahwa kedua negara Turki dan Rusia akan mendapat manfaat dari depresiasi dollar, mengurangi efek merusak seperti fluktuasi nilai tukar di pasar.

Meskipun penggunaan yang lebih sering antara lira dan rubel dalam perdagangan antara Turki dan Rusia telah dibahas beberapa kali tahun lalu, pertemuan tingkat tinggi pada hari Selasa membuka jalan untuk hasil yang lebih konkret. Mengenai ini, Erdogan menyatakan bahwa waktu untuk mengambil tindakan adalah sekarang, dengan inisiasi pembicaraan antar kementerian terkait dari kedua negara. Dia menambahkan bahwa ini sangat akan mungkin menjadi topik yang akan dibahas pada pertemuan Dewan Strategis tingkat tinggi pada akhir tahun ini.

Sebelumnya dalam kunjungannya ke China pada tahun 2015 sebelum terbang ke Indonesia Erdogan juga menyatakan hal serupa kepada para pemimpin China. Rusia juga setuju dengan China untuk melaksanakan perdagangan yang tidak mengandalkan pada dollar AS dan memberikan preferensi untuk mata uang nasional.

Penggunaan lira Turki dalam perdagangan luar negeri telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Menurut data yang dirilis oleh institut statistik Turki (TurkStat) pada hari Jumat, penggunaan lira dalam ekspor Turki melihat kenaikan 22 persen pada semester pertama tahun ini jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Dengan demikian, $ 3.700.000.000 dari total penjualan ekspor, yang bernilai $ 71.700.000.000, pada semester pertama tahun ini dilakukan melalui lira Turki.

Selain itu secara garis besar ekonomi Turki tercatat Cadangan Kas Negara Turki mencapai 125 Milyar dollar. Pengangguran dapat ditekan hingga di bawah 10%.

Sejak kemarin lira Turki rebound terhadap dolar AS di tengah pemulihan hubungan Turki, Rusia. Lira Turki rebound Rabu pagi, mencapai di bawah 3 TL per dolar. Sementara itu di Pasar Bursa Saham BIST-100 indeks ekuitas acuan lebih kuat dengan lebih dari seribu poin atau 1,5 persen akhir Senin, karena pawai jutaan rakyat Turki hari Minggu (7/8) tampaknya telah menandai kelahiran kembali Persatuan Turki.

Normalisasi hubungan Turki-Rusia ini membuat kekhawatiran pihak AS dan Uni Eropa. Kekuatan ekonomi dan militer Turki-Rusia dikhawatirkan akan menggeser AS-Uni Eropa.

Sumber: Daily Sabah, MEU


Read More »

Satu Desa di Aceh Ini Rumahnya Dibangun Turki Pasca Tsunami, JK: Bantuan Turki Itu Nyata


"Apa kontribusi dan jasa Erdogan buat Indonesia?" 

"Apa istimewanya Erdogan bagi RI yang menjadikannya layak dibela dan dipuja warga RI" 

Demikian kicau @sahal_AS, aktivis JIL pendukung Jokowi-Ahok, Minggu (17/7/2016).

JILer ini gerah melihat fenomena Erdogan, presiden Turki yang tak hanya dicintai rakyatnya, tapi juga oleh Umat Islam di penjuru dunia, termasuk di negeri ini, Indonesia.

Aktivis JIL yang pernah diajak makan siang oleh Ahok di Balaikota Jakarta ini mungkin iri dengan sosok Erdogan yang begitu dicintai rakyatnya dan umat Islam dunia, sementara sang pujaan Ahok malah ditimpuki batu oleh warganya sendiri.

Demo Tolak Ahok, Massa Lemparkan Batu ke Mobil Basuki (Tempo)
Aksi Lempar Batu ke Ahok Akumulasi Kemarahan Warga (Republika)

Kembali ke pertanyaan JILer ini "Apa kontribusi dan jasa Erdogan buat Indonesia?"....


Sebetulnya di era informasi digital ini sangat mudah untuk mencari dan mengetahui hal itu, tinggal googling akan ketemu, apalagi bagi Sahal yang katanya sedang menempuh S3 di Amerika.

Pada tulisan kemarin "KENAPA JOKOWER BENCI ERDOGAN, APA SALAH ERDOGAN?" sudah dibahas tentang kontribusi Turki untuk Indonesia yang dipimpin Erdogan, baik pada era Presiden SBY dengan bantuan saat Tsunami Aceh maupun era Presiden Jokowi dengan salah satunya kerjasama untuk mensuply listrik di wilayah timur Indonesia dengan kapal-kapal listrik Turki.

Tulisan kali ini mengungkap fakta dan bukti lebih detil kontribusi Turki dan Erdogan dalam membantu Indonesia saat terkena musibah Tsunami Aceh akhir 2004.

Pasca musibah Tsunami, Recep Tayyip Erdogan yang saat itu menjabat Perdana Menteri Turki pada hari Minggu (6/2/2005) melakukan kunjungan singkat ke provinsi Aceh di Indonesia yang dilanda tsunami dan menawarkan untuk membangun setidaknya 1.000 rumah bagi korban. Erdogan disambut Menko Kesra Alwi Shihab (kepala koordinasi gugus tugas bencana Aceh nasional Indonesia) di bandara Sultan Iskandar Muda Banda Aceh. (http://www.terradaily.com/2005/050206083126.arwy0vwf.html)

(PM Turki Recep Tayyip Erdogan saat kunjungi Aceh pasca Tsunami, Minggu, 06 Februari 2005. Foto: Stockphoto)


"Kampung Turki" Itu Bernama Bitai

Pasca Tsunami Aceh, Turki membantu dengan membangun ratusan rumah untuk korban Tsunami Aceh salah satunya di Gampoeng (desa) Bitai. Bitai adalah sebuah desa/kelurahan di Kecamatan Jaya Baru, Banda Aceh. Sebelum terjadi Tsunami pada samudra Hindia 26 Desember 2004, penduduknya berjumlah 1.580 jiwa. Dari hasil sensus pasca tsunami diketahui jumlah penduduknya sekarang berjumlah 421 jiwa (2005).

Desa Bitai yang porak poranda saat Tsunami ini sudah dibangun kembali dengan bantuan Turki lewat Bulan Tsabit Merah Turki yang membantu pembangunan rumah-rumah penduduk yang hancur diterpa oleh gelombang tsunami 26 Desember 2004 lalu serta bantuan negara Turki yang difasilitasi juga dari kedutaan besar Turki di Jakarta dan dibuat rumah sebanyak 350 buah bagi warga yang selamat dari Gempa Bumi dan Tsunami yang sangat hebat di abad 21 ini dan diresmikan langsung oleh Wakil Perdana Menteri Turki Mehmet Ali Sahin yang datang ke Bitai Banda Aceh serta disaksikan oleh Gubernur Aceh Irwandi Yusuf. (Hidayatullah)

Evaluasi Bantuan Tsunami, Wakil PM Turki Kunjungi Aceh

[Kutipan]
Wakil Perdana Menteri Turki, Mehmet Ali Sahin, Selasa (26/12/2006) akan mengunjungi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD). Kedatangannya bertujuan mengevalusi hasil bantuan negerinya untuk pembangunan perumahan, sekolah, dan pesantren di Aceh pascatsunami dua tahun lalu.

Hal ini disampaikan Wakil Presiden Jusuf Kalla usai pertemuan dengan Wakil Perdana Menteri Turki di Istana Wapres, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Selasa (26\/12\/2006).

"Beliau akan mengunjungi Aceh. Seperti dimaklumi pemerintah dan Palang Merah Turki membangun sekolah, perumahan, dan banyak hal lagi yang berharga," kata Kalla.

Dalam pertemuan tersebut Wapres didampingi Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto, Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Bambang Sudibyo, dan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Paskah Suzetta.

Menurut Wapres, sumbangan Turki merupakan sumbangan yang nyata dan mempunyai makna yang bermanfaat bagi warga NAD.

Sementara itu Paskah menjelaskan hasil sumbangan yang berbentuk hibah dari Turki sejumlah US$ 12,5 juta pada dua tahun lalu. Namun untuk tahun ini pemerintah Turki tidak memberikan bantuan. [detikcom]

Mantan Staf Khusus Mendagri era SBY, DR Umar Hasibuan melalui akun twitternya dengan telak menunjukan pada Sahal bukti kontribusi Turki.


"Bro @sahaL_AS ini bantuan rumah dr Erdogan di desa di bitai Aceh. Msh nanya jg kontribusi Erdogan buat Indnesia?" ujarnya di akun twitternya @Umar_Hasibuan dengan menunjukan foto rumah di desa di bitai Aceh yang ada logo Turki.



Nashrillah Anis, SE, MM, Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan FE Unsyiah Aceh, juga menegaskan:

"Sejak pasca musibah tsunami 2004 yg lalu, bahkan sampai hari ini msh ada bantuan dan dukungan Pemerintah Turki di Aceh.. Bahkan cukup banyak mahasiswa Aceh yg saat ini mendapat Beasiswa study di Turki, pertukaran Mahasiswa dll.. Byk kerjasama Aceh-Turki yg tercatat dlm sejarah Aceh dr masa kerajaan Aceh dulu hingga saat ini.."

Begitulah kontribusi Turki yang dipimpin Erdogan, sejak dia menjabat Perdana Menteri hingga kini Presiden Turki.

Lantas, APA YANG SUDAH DILAKUKAN JILERS JOKOWERS AHOKERS KONTRIBUSI UNTUK INDONESIA?

Ikut membangun negeri ini atau malah merusak?


Read More »

Keteguhan Panglima Militer Turki Jenderal Hulusi Akar, Walau Disiksa Tetap Tolak Kudeta


[beritanews33.blogspot.com] ANKARA - Panglima militer Turki, Jenderal Hulusi Akar, akhirnya berhasil diselamatkan setelah ia ditawan oleh faksi militer pro-kudeta Turki selama operasi kudeta di sebuah pangkalan militer udara di ibukota Ankara, hari Sabtu (16/07/2016).

Jumat (15/7), saat operasi kudeta dilakukan, Jenderal bintang empat ini ditangkap dan disandera oleh pasukan kudeta di pangkalan angkatan udara Akinci Air Base di wilayah utara Ankara. Ditutup matanya, disiksa, diancam supaya mau menandatangani pernyataan mendukung kudeta tapi beliau menolak.

Pasca operasi penyelamatan, seperti diberitakan CNN Turk, Panglima militer Turki Jenderal Hulusi Akar beberkan kronologi penyanderaan dirinya oleh kelompok pengkudeta.

Di depan parlemen Turki kemarin, Akar menceritakan bagaimana dirinya disandera dan lehernya diikat oleh para pengkudeta.

Seperti yang dikutip dari CNN berbahasa Turki, Akar menceritakan kronologi yang menimpa dirinya di depan dua petinggi partai oposisi di parlemen, CHP dan MHP.

Akar menceritakan, kelompok pengkudeta memaksa dirinya membacakan teks pengumuman kudeta terhadap presiden Erdogan di bawah ancaman senjata. Kelompok pengkudeta juga mengancam bahwa diri dan keluarganya akan menerima akibat jika menolak. Namun Akar menolak, para pengkudeta menjerat lehernya dengan tali dan menariknya dengan kuat, sehingga terlihat bekas biru di leher Akar.

(Lihat bekas jeratan di lehernya Jenderal Hulusi Akar)

Akar menjelaskan bahwa beberapa orang kepercayaannya terlibat dalam percobaan kudeta tersebut, dan saat ini pihaknya sedang memproses orang-orang tersebut.

Akar juga menambahkan, kelompok pengkudeta sama sekali tidak memberinya makan dan minum selama 10 jam dan berkeras penyanderaan dilanjutkan sampai Akar menyetujui membacakan teks kudeta yang telah disiapkan.

Allahu Akbar Walillahil Hamd....

Begitulah Allah gagalkan kudeta di Turki lewat keteguhan seorang jenderal, panglima militer Turki. Akan lain cerita kalau kudeta ini didukung pimpinan tertinggi militer seperti halnya dulu kudeta atas Presiden Mursi di Mesir yang dilakukan panglima militernya, Jenderal As-Sisi.

13 tahun kepemimpinan Erdogan di Turki sudah kokoh, benteng militer bersamanya, jutaan rakyat mencintainya. Tentu ini buah dari kerja dan kinerja Erdogan selama memimpin Turki. Ekonomi meroket, kesejahteraan rakyat dan aparat meningkat.

Semoga Allah SWT selalu melindungi, menjaga, pimpinan Turki dan rakyatnya dari segala makar tipu daya para pembenci Islam.

*Sumber: http://www.turkpress.co/node/23831


Read More »

[Dibalik Kudeta] Bagaimana Sebuah iPhone Mengalahkan Tank-Tank di Turki


How an iPhone defeated the tanks in Turkey

Oleh David Hearst*
(Pemimpin Redaksi Middle East Eye)

Untuk melaksanakan sebuah kudeta, para perwira senior tentara Turki dari unit-unit komando, Angkatan Darat, 1st dan 4th Army (pengelompokan/pembagian komando daerah militer di Turki), dan Angkatan Udara melakukan usaha ekstrim untuk merebut kekuasaan.

Mereka menguasai dua Bandara dan menutup yang ketiga. Mereka mencoba untuk memisahkan sisi Eropa Istanbul dari sisi Asia-nya. Mereka mengebom parlemen di Ankara sembilan kali. Ada sebuah kontak senjata diluar markas Badan Intelijen Turki (MIT). Mereka mengerahkan tank, helikopter bersenjata dan jet-jet F-16.

Untuk mengalahkan kudeta ini, sang presiden Turki menggunakan iPhone-nya. Masjid-masjid menggunakan loudspeaker mereka, menyiarkan panggilan shalat sebelum subuh. Para pemimpin poltik dari segala latar belakang, beberapa merupakan lawan sang Presiden, secara jelas menyerukan kudeta tersebut untuk dipatahkan. Para polisi menahan para tentara.

Orang-orang tak bersenjata mengambil kembali CNN Turk dan berbagai jembatan di Bosporus, berani menghadapi tembakan senjata api demi mengambil kembali demokrasi demi Negara mereka.

Ini jelas-jelas sebuah kudeta militer. Akan tetapi kedutaan AS di Ankara dalam pesan daruratnya kepada para Warga Negara AS menyebutnya sebuah “pemberontakan/kebangkitan (uprising)”.

Geopolitical Futures mengeluarkan sebuah analisa yang menyebut kudeta ini berhasil. BBC Arabic, Sky News Arabic, El Arabiya TV, editor diplomatic ITN, jaringan berita AS semuanya menurunkan komentar yang menyebut Erdogan telah habis, atau telah kabur ke Jerman.

The Guardian menurunkan sebuah artikel yang headline/judul berita pertamanya (kemudian diubah) mengungkapkan semuanya yang tak mampu menahan kegembiraannya atas kepergian seorang pria (erdogan -ed) yang ia anggap sebagai seorang islamis otoriter: “Bagaimana Recep Tayyip Erdogan membakar ketegangan di Turki”.

Saat rakyat Turki berperang demi masa depan mereka (turun ke jalan menentang kude -ed), ada keheningan yang mengejutkan dari para pemimpin barat yang brand image-nya adalah demokrasi. Konsulat Perancis telah tutup dua hari sebelumnya. Apakah mereka mengetahui sesuatu (kudeta) yang tidak diketahui Turki?

Dalam pernyataan awalnya, Menteri Luar Negeri AS John Kerry menggunakan setiap kata kecuali kata “d” (democracy) yang penting. Ia berharap adanya “stabilitas dan kedamaian dan keberlanjutan” didalam Turki.

Tidak ada apapun mengenai dukungan pada seorang presiden yang terpilih secara sah dan parlemen yang terpilih secara sah. Hanya disaat sudah jelas bahwa kudeta ini gagal baru presiden Barack Obama dan (Menlu) Kerry mengeluarkan sebuah penryataan yang secara jelas mendukung Erdogan.

Jika anda ingin tahu mengapa Eropa dan AS merupakan busted flush (entitas menjanjikan yang dikemudian hari gagal), mengapa mereka telah kehilangan semua otoritas moral, bahkan semua otoritas, dan mengapa mereka tak lagi pembawa lilin perubahan demokrasi, tak perlu jauh-jauh, lihat saja dari tiga jam penuh keheningan saat mereka menunggu (hasil kudeta) untuk melihat kearah mana angin bertiup di Istanbul dan Ankara.

Saudi menunggu 15 jam sebelum mengeluarkan sebuah pernyataan yang mendukung Erdogan. Emiratis (Uni Emirat Arab) dan media yang mereka kendalikan menyebarkan berita bahwa Erdogan telah kabur dari Turki.

Hal sebaliknya yang terbukti benar. Erdogan menunjukkan keberanian dengan menaiki sebuah pesawat dan mengarah menuju Istanbul, (padahal) mengetahui bahwa F16 (yang dikuasai tentara kudeta) ada di udara dan bahwa landasan di Bandara Ataturk bisa saja telah ditutup.

Hanya tiga Negara di dunia yang dengan jelas mendukung Erdogan sejak awal – Maroko, Qatar, dan Sudan.

Yang secara khusus mengesankan adalah pernyataan (sikap) dari para politisi Turki (oposisi) yang memiliki banyak alasan untuk menginginkan Erdogan pergi, dan dimana mereka sendiri telah dikesampingkan olehnya. Pemimpin partai (oposisi) terbesar di Turki, Kemal Kilicdaroglu dari Partai Rakyat Republik (CHP) yang berhaluan kiri-tengah, segera menentang kudeta tersebut dalam sejumlah tweet, menyebut bahwa Turki telah “banyak menderita” dalam berbagai kudeta yang terjadi di masa lalu.

Dua pemimpin AKP dari sayap liberal, yang telah dikesampingkan atau baru-baru ini dipecat oleh Erdogan mendukungnya. Mantan presiden Abdullah Gul memberitahu CNN Turk bahwa “Turki bukanlah sebuah Negara Amerika Latin.. saya menyerukan pada mereka yang mencoba menggulingkan pemerintahan untuk segera kembali ke barak mereka.”

Mantan perdana menteri Turki Ahmet Davutoglu memberitahu Al Jazeera: “Turki adalah sebuah demokrasi… saya tak berpikir usaha ini akan berhasil. Tak boleh ada usaha apapun untuk mengacaukan Turki. Kita menghadapi banyak krisis di Suriah dan kawasan lainnya, ini waktunya untuk memiliki solidaritas dengan rakyat Turki… di saat ini rakyat dari berbagai kota ada di jalanan, di alun-alun (untuk memprotes) upaya kudeta ini.”

Semua orang Turki ini bisa melihat apa yang tak dapat dilihat konsensus Barat mengenai Erdogan. Bahwa prosesnya (jalan demokrasi) lebih penting dari sang pria (presiden). Bangsa Turki, percaya atau tidak, akan berjuang dan mati demi hak mereka untuk memilih presiden mereka, meskipun mayoritas dengan jelas tidak menginginkan beliau memiliki kekuasaan kepresidenan yang berlebihan.

Reaksi bangsa Turki tadi malam adalah sebuah kedewasaan demokrasi. Reaksi barat adalah korupsi demokrasi, secara sementara ternodai oleh dukungan politik dan militernya terhadap autokrasi (kudeta).

Titik balik pada drama moralitas tadi malam terjadi saat rekaman Erdogan yang berbicara melalui iPhone-nya disiarkan dan disebarkan secara cepat lewat media sosial.


Sampai saat itu (sebelum Erdogan bicara via iPhone), terlihat bahwa kudeta ini akan berhasil. Beliau menyerukan pada rakyat untuk keluar menuju jalanan dan tetap dijalanan tersebut. Dan mereka mematuhi seruan tersebut terkadang dengan harga nyawa mereka sendiri. Sebuah iPhone mengalahkan banyak tank.

Turki membuktikan bahwa mereka bukanlah Mesir. Jika ada pelajaran pada hari-hari gelap bagi demokrasi di Timur Tengah, itu (akan tertuju) kepada rakyat yang hidup di sisi lain laut Mediterrania dan yang negaranya mengalami pendarahan sebagai hasil autokrasi militer (kudeta Mursi) yang pernah mereka rayakan sebagai sebuah revolusi kedua (revolusi pertama penggulingan Hosni Mubarak -ed).

Bukan untuk pertama kalinya sejak 2011 (Arab Spring), para diktator diseluruh kawasan pasti bergidik hari ini. Kekuatan demokratis yang mampu melucuti tentara, juga mampu melucuti mereka. [beritanews33.blogspot.com]

Sumber: http://www.middleeasteye.net/columns/how-iphone-defeated-tanks-turkey-1556177810

______________
*David Hearst (foto atas) adalah Pemimpirj Redaksi Middle East Eye. Dia meninggalkan The Guardian saat menjabat sebagai kepala editor berita luar negeri. Dalam rentang karir jurnalis 29 tahun, ia pernah di Associate Foreign Editor, European Editor, European Correspondent, Ireland Correspondent.


Read More »

Ponsel Bersejarah Milik Penyiar CNN Turki yang "Gagalkan" Kudeta Ini Ditawar Rp 3,5 Miliar


[beritanews33.blogspot.com] Seorang warga Arab Saudi menawar ponsel seorang pembawa berita di Televisi CNN Turki seharga 1 juta Riyal Saudi (sekitar Rp 3,5 miliar). Kenapa ponsel ini dihargai demikian mahal?

Ponsel ini merupakan ponsel yang bersejarah saat terjadinya Kudeta Militer Turki, yang terjadi pada Jumat (15/7) malam.

Saat terjadi upaya kudeta oleh sekelompok militer di Turki dimana pihak pengkudeta telah berhasil menguasai beberapa fasilitas penting negara, termasuk stasiun TV dan Radio pemerintah, dan pihak pengkudeta menyatakan negara dalam kendali mereka, maka beberapa jam kemudian pada Sabtu (16/7/2016) dini hari, presiden Turki Recep Tayyip Erdogan tampil ke publik melalui video call (skype) yang diterima via ponsel oleh pembawa acara berita TV CNN Turki yang kemudian disiarkan LIVE.

Dengan ponsel inilah pidato Presiden Erdogan dapat tersampaikan kepada seluruh rakyat Turki. Presiden Erdogan menyatakan telah terjadi kudeta militer, dan menyerukan seluruh rakyat Turki turun ke jalan-jalan untuk menentang dan menggagalkan kudeta tersebut.

Sebelum Erdogan muncul ke publik, belum ada sama sekali rakyat yang berkumpul turun ke jalan-jalan. Mereka semua hanya dalam posisi “menonton”. Media-media sudah memberitakan kudeta berhasil, bahkan dikabarkan Erdogan melarikan diri.

Namun, setelah Erdogan berhasil tampil ke publik via video ponsel yang disiarkan Live CNN Turk, situasi berubah 180 derajat, jutaan rakyat turun memenuhi jalan-jalan dan mengepung kendaraan-kendaraan militer sehingga kudeta akhirnya gagal.

Ponsel bersejarah inilah yang membuat seorang warga Saudi bernama Abu Rakan melalui sebuah akun twitter @KSA_ASHOM menawar ponsel milik penyiar TV CNN Turk seharga Rp 3,5 Miliar.

Tawaran harga yang disampaikan warga Saudi ini mendapatkan sambutan dari netizen lainnya dengan menawarkan harga yang lebih tinggi.

Warga Saudi memuji keberanian wanita pembawa berita dari CNN Turk itu. Berkat keberaniannya menayangkan pidato Erdogan melalui aplikasi Skype, Turki terselamatkan dari masa depan suram akibat kudeta sekelompok militer.(dakwatuna)

Read More »

Peran Masjid Dalam Menggagalkan Kudeta di Turki yang Tak Diduga Israel


Sisi lain yang juga fenomenal dalam GAGALNYA UPAYA KUDETA MILITER DI TURKI, sebagaimana dukungan dan heroiknya rakyat dan keteguhan pemimpin Turki, adalah peran masjid di sana.

Sesaat setelah Presiden Recep Tayyip Erdoğan mengajak rakyatnya turun ke jalan, dilanjutkan dengan seruan Menteri Agama Mehmet Görmez bahwa turun ke jalan melawan kudeta militer adalah jihad, masjid-masjid di Turki mengumandangkan adzan dan takbir seraya menyeru dan menyemangati masyarakat dalam aksi perjuangannya.

Rekaman video seruan adzan dan kumandang Takbir dari masjid-masjid Turki beredar luas via sosial media yang turut menggerakkan rakat Turki dalam melawan kudeta.

Artinya, fungsi masjid di Turki telah bertransformasi sedemikian rupa bukan hanya sebagai tempat ibadah saja. Melainkan menjadi pusat pergerakan dan peradaban.

Sampai-sampai, mantan Menteri Pertahanan Israel, Moshe Arens menyatakan keterkejutannya melihat peranan masjid-masjid di Turki dalam menggagalkan kudeta Jumat malam.

Banyak yang tidak menyangka. Bahwa setelah 20 tahun yang lalu dimana masjid-masjid Turki sepi dan hanya diisi oleh orang-orang tua, kini bertransformasi dan berevolusi sedemikian rupa.

Bahkan dulu saat era Ataturk masjid-masjid dilarang kumandangkan adzan. Masjid yang masih mempergunakan adzan dengan bahasa Arab, seketika itu juga dirinya merobohkan masjid itu.

Kini masjid-masjid di Turki menjadi benteng kokoh dalam membendung kudeta.

Sabtu dinihari sekitar pukul 01.45, dari masjid-masjid Turki berkumandang adzan untuk membangunkan orang, menyerukan turun ke jalan mendukung Erdogan. Seketika orang-orang terbangun. Jutaan rakyat Turki turun ke jalan penuhi panggilan "adzan". Tua muda, anak-anak pemuda, laki perempuan. Bahkan ibu-ibu dengan membawa pentungan kayu keluar rumah siap melawan kudeta.

Hal ini membuktikan bahwa spirit masjid sedang mewarnai negara, jalan dan pasar-pasar di Turki. Dengan kata lain, spirit Islam sedang mewarnai aspek sosial, politik dan ekonomi di Turki. Sebagai tonggak baru peradaban baru di akhir zaman.

Kemenangan Umat Islam berawal dari masjid. Sebagaiaman dulu Rasulullah SAW dan para sahabat menjadikan masjid sebagai pusat peradaban, pusat militer.

Hal yang dulu dicontoh oleh para Walisongo saat membangun peradaban Islam di nusantara yang jejaknya masih ada hingga kini. Tengoklah di beberapa daerah... lokasi Masjid Agung akan dikelilingi: Lapangan, Istana (kantor pemda sekarang), juga pasar.

ALLAHU AKBAR...
HAYYA 'ALAL FALAH.....

Mari Raih Kemenangan...


Read More »

10 Contoh Memalukan Media Barat Dalam "Pemberitaan" Kudeta di Turki


[beritanews33.blogspot.com] ISTANBUL - Jadi kemarin ketika melakukan bedah media terkait kudeta Turki, baik media lokal Turki, media asing, media lokal Indonesia, ada beberapa HEADLINES media asing yang lead-nya itu mencolok.

Mencolok bagi saya karena saya paham betul tentang lead, dua bulan belajar lead di Anadolu Ajansı (kantor berita Turki).

Setidaknya ada dua hal yang mencolok:

1) Membelokkan situasi sebenarnya
2) Membangun opini berbeda.

Contohnya seperti apa?

Seperti dalam artikel ini (10 Shameful Examples of Western Media Reporting On Turkey Coup)*, sebab memang yang saya temukan kemarin asalnya dari media-media ini. Media Indonesia pun kebanyakan mengambil dari sini pula.

Itu sebabnya, jangan telan mentah-mentah, meski berita itu sesuai dengan harapan kita sekalipun. Biar adil semenjak dalam pikiran.

Demikian disampaikan Herriy Cahyadi, Studies PhD in International Relations at Istanbul University.

Berikut...


(by Shehzade Mustafa)

Sulit untuk terkejut di hari-hari ini, tapi terkadang anda hanya bisa terperangah dengan perilaku tidak terhormat beberapa media.

Dibawah ini adalah sebuah daftar (yang tidak komplit) dari pemberitaan tidak bertanggungjawab, tidak akurat dan terang-terangan berniat buruk oleh berbagai media barat tentang upaya kudeta di Turki. Ini mengekspose banyak diantara mereka yang terlibat dalam perilaku menipu dan propaganda yang bahkan tidak pantas bagi sebuah surat kabar level sekolah.

(1) The Independent


The Independent telah bekerja keras agar bisa sebias mungkin terhadap Erdogan. Disini mereka menaruh tanda kutipan di sekitar kata “pengkhianatan” (treason) karena sepertinya sebuah kudeta militer mematikan terhadap sebuah pemerintahan sipil memberi beberapa ruang untuk meragukan apakah itu merupakan kejahatan terhadap Negara.

(2) The Telegraph


The Telegraph (diantara yang lainnya) bekerja lebih awal untuk mengutip para ahli yang mencoba melegitimasi faksi tentara (yang melakukan kudeta) tersebut dan aksi-aksi mereka dengan melabeli mereka sebagai “penjaga konstitusi sekuler Turki.” Alih-alih menyebutkan mereka sebagai pengkhianat seragam dan bangsa mereka, niat baik hanya dikaitkan/diberikan pada satu sisi.

(3) The New York Times


The New York Times memutuskan menjadikan momen awal dan membingungkan dari sebuah kudeta menjadi waktu yang tepat untuk mengingatkan setiap orang akan obsesi mereka bahwa Erdogan adalah pemimpin otoriter. Lagi-lagi, pemerintah Turki yang sah digambarkan entah bagaimana sebagai tidak terlalu sah karenanya mencoba untuk melembutkan dorongan/kecaman pada pelaku kudeta.

(4) The Times of Malta


The Times of Malta memutuskan untuk lebih jauh lagi dan bersama dengan publikasi lainnya, mulai mentweet seorang sumber UE yang anonim menyebut bahwa kudeta tersebut “kemungkinan akan sukses.” Kondisi tak terverifikasi dari komentar tersebut dan kurangnya integritas jurnalisme dari publikasi tersebut di saat sensitive ini adalah sebuah pengkhianatan menjijikkan dari tanggung jawab jurnalisme. Tentu saja, ini sangat membantu para pengkudeta untuk mencapai tujuan mereka karena memberi kesan mereka telah menang.

(5) Sputnik


Sputnik, media dari Rusia ini tidak pernah akan berimbang, tapi menggambarkan rakyat yang mempertaruhkan nyawa mereka berdemonstrasi melawan kudeta sebagai “merayakan” kudeta sungguh mengikuti buku propaganda Uni Soviet.

(6) The Daily Beast


The Daily Beast dan banyak publikasi lainnya melampau diri mereka sendiri dengan pesan/pemberitaan yang benar-benar tidak benar dan tidak terjadi yang menyebut bahwa Erdogan telah mencari suaka tidak di satu, tapi di dua Negara Eropa.

Kenyataannya, saat mereka mentweet hal ini – Erdogan telah mendarat di Istanbul meskipun banyak bom yang dilaporkan meledak disana. Seperti yang mereka dan jurnalis lain ketahui, jika Erdogan telah meninggalkan Negara tersebut maka kekuatan yang loyal pada pemerintah mungkin menyerah karena berpikir semua telah hilag.

Meskipun mengetahui bagaimana tingginya pertaruhan disini, mereka tetap mempublikasikan kebohongan terang-terangan ini dan masih tidak memiliki kerendah-hatian untuk meminta maaf atau menginvestigasi siapa yang memberi mereka informasi salah ini (misinformation) dan mengapa

(7) VOX


Tagline Vox adalah “memahami berita” (understand the news). Yang harusnya mereka katakan (tidak usah ditutupi) adalah “memahami berita, 'sejalan' dengan bagaimana KAMI ingin anda memahaminya.”

Mereka menurunkan artikel ini berdasarkan jangka perhatian yang pendek dan kurangnya informasi hingga banyak pembaca akan mengembangkan situasi di Turki dengan/berdasarkannya. Alih-alih memberikan “sebuah panduan jelas”, mereka menaruh disana sebuah hack job (terburu-buru dan berkualitas buruk) yang termasuk opini yang terang-terangan bias seperti ini :

"Erdogan is clearly a threat to Turkish democracy and secularism"
(Erdogan jelas merupakan ancaman bagi demokrasi dan sekulerisme Turki)

"The military had been shockingly quie about these developments recent years"
(Militer secara mengejutkan tetap diam terhadap berbagai perkembangan ini selama bertahun-tahun)

Hal ini tidak berisi jurnalisme. Ini adalah propaganda yang menyamar sebagai jurnalisme.

(8) FoxNews


Fox News melakukan apa yang menjadi "hal terbaik" mereka selama ini. Saat seorang tamu (pembicara tamu, Letkol Raplh Peters) dihadapkan dengan sebuah pertentangan antara sebuah pemerintahan sah yang tidak mereka sukai (Erdogan) dan sebuah kudeta militer brutal yang akan berujung pada ketidakstabilan dan tirani, mereka memilih yang kedua (mendukung kudeta). Tapi setidaknya, mereka (FoxNews) tidak berpura-pura adil dan seimbang.

(9) The Independent (lagi)


The Independent (lagi-lagi) mengambil langkah lebih jauh. Mereka mengeluarkan sebuah artikel ("Turkey coup: conspiracy theorists claim attempt was faked by erdogan") mendiskusikan sebuah teori konspirasi gila bahwa semuanya hanyalah sebuah kebohongan yang dirancang oleh pemerintah persis seperti yang dilakukan Nazi sebelumnya (!) sepertinya, jika itu merupakan anti-Erdogan maka bahkan pandangan/opini yang paling gila, paling xenophobic dan paling tidak bertanggungjawab akan menemukan naungan yang ramah di the Independent.

(Jadi, setelah kudeta gagal, lantas mereka menuduh Erdogan yang merancang kudeta).
(10) Business Insider


Akhirnya, sekarang setelah kudeta telah digagalkan, banyak komentator dan publikasi kembali ke favorit masa lalu mereka -mengeluh Erdogan terlalu otoriter dan kejam.

"Erdogan could use the latest coup attempt to further tighten his grip in"
(Erdogan bisa menggunakan upaya kudeta terbaru untuk lebih memperketat cengkeramannya)

Ini (pemberitaan media) hanyalah puncak dari gunung es. Propaganda media ini menimbulkan pertanyaan serius:

"Why do they all seem so keen to have this leader, this government and this country fall?"

Mengapa mereka semua tampak begitu semangat agar pemimpin ini (Erdogan), pemerintah dan negara Turki ini jatuh?

“Media adalah entitas paling berpengaruh di dunia. Mereka punya kemampuan untuk membuat yang tidak bersalah menjadi salah dan membuat yang bersalah menjadi tidak bersalah. Karena mereka mengendalikan pemikiran massa”  -Malcolm X-

___
*Sumber: http://muslimmatters.org/2016/07/16/10-shameful-examples-of-western-media-reporting-on-turkey-coup/

Read More »

Analis Militer AS Ralph Peters: Jika Kudeta Turki Berhasil, Kalangan Islam Kalah, Kita Menang


[beritanews33.blogspot.com] KALANGAN ANTI-ISLAM BEGITU INGIN ERDOGAN JATUH OLEH KUDETA MILITER.

LANDASAN KEBENCIAN MEREKA PADA ERDOGAN KARENA ISLAMISASI YANG DILAKUKAN ERDOGAN DI TURKI.

Tidak di sini, maupun di negara barat.  Mereka egitu sangat menginginkan Erdogan bisa dilengserkan karena kebenciannya terhadap Islam.

Salah satunya adalah Ralph Peters. Letkol pensiunan Angkatan Darat Amerika Serikat, seorang ANALIS STRATEGIC paling dikenal di media AS karena penampilan (menjadi narsum rutin) di Fox News, saluran berita TV ternama dan paling luas di AS.

Ralph, yang pensiun dengan tugas terakhir di Kantor Wakil Kepala Staf Intelijen AS ini dengan jelas (seperti dikutip akun twitter Fox News) menyatakan: "Jika kudeta di Turki berhasil, kalangan Islamis akan kalah dan kita menang". (If the coup succeeds, Islamists lose and we win).

Ralph tanpa malu juga menyatakan para pengkudeta adalah pihak yang baik/pahlawannya (the good guys), sebaliknya Erdogan dan pendukungnya adalah the bad guys nya.

Berikut wawancara FOX NEWS dengan narsum RALPH PETERS saat awal-awal terjadinya kudeta militer di Turki, dimana belum jelas berita kudeta berhasil atau gagal. (video ada di bagian bawah)

Presenter Fox News: Sekarang kita bersama analis Ralph Peters. Ralph apa pendapat anda mengenai cerita ini (kudeta militer di Turki), saat kita mendapat semakin banyak informasi?

Ralph Peters: Kita memang tak bisa benar-benar tahu sampai besok pagi, saat semuanya lebih jelas. Kedua pihak mencoba untuk menspin, tapi gambaran besarnya sangat jelas. Kudeta ini adalah kesempatan terakhir Turki untuk menghindari menjadi sebuah rezim islamis yang otoriter, sebuah kediktatoran islam terbuka.

Dan jangan salah, orang-orang yang melakukan kudeta ini-lah orang baiknya (the good guys). Terdengar paradoks, tapi orang-orang inilah yang berpihak pada demokrasi konstitusional. Presiden Erdogan telah melucuti konstitusi yang sekuler, warisan sekuler dari Ataturk, serta mengisi pengadilan, mengisi badan legislatif, mengisi aparat keamanan dan militer dengan para islamis. Dia bukanlah teman (bagi) kita, dia bukanlah teman (bagi) Turki, dan bila kudeta ini gagal, anda akan melihatnya sebagai alasan dia untuk menghancurkan benteng-benteng terakhir sekulerisme. Ini bukanlah seperti di banana republics dimana militer mencoba merebut kekuasaan, mereka (militer) mencoba untuk menyelamatkan negara mereka. Dan presiden kita, oh presiden kita, dengan mengatakan bahwa kita harus mendukung pemerintahan yang dipilih secara demokratis dalam pemilu bebas, perlu diketahui bahwa pemerintahan Erdogan tidaklah terpilih secara bebas dan demokratis seperti yang kita ketahui, dia melarang partai politik oposisi, dia melarang politisi oposisi, dia merekayasa pemilu agar menguntungkan dirinya. Jadi sekali lagi, saya menganggap Obama keliru, dan kudeta ini, Tuhan berkati kudeta ini, orang-orang ini (pihak pengkudeta) mencoba menyelamatkan negara mereka, negara yang sangat saya kagumi, tapi untuk sekarang situasinya tidak terlihat bagus.

Presenter Fox News: Ralph, saya telah berbicara pada beberapa analis dan mereka menyebut Erdogan mengendalikan polisi, badan intelijen, dan ada pembersihan militer sekitar 3 tahun lalu, tapi sejak saat itu, tapi sejak saat itu banyak didalam tubuh militer yang tidak menyukainya, karena ia meninggalkan gaya memerintah rezim sekuler dan melompat kearah model islam dan menjadi buta terhadap para teroris yang melewati Turki menuju Suriah. Apakah ini (kudeta -red) adalah hasil (akibat) dari keputusannya yang terlalu jauh memasukkan islam kedalam gaya pemerintahan, serta ini adalah dorongan (serangan) balik yang mereka (militer) lakukan?

Ralph Peters: Tepat sekali. Dan ia tak hanya memperbolehkan para teroris untuk bergabung dengan ISIS dan Jabhat al-Nusra, tapi ia juga aktif mendukungnya, beberapa elemen radikal di Turki. Ia tak terlalu menyukai ISIS karena mereka bukan kelompok radikalnya, tapi ia terkait dengan Ikhwanul Muslimin. Dan inilah alasannya Obama salah mengira Ikhwanul Muslimin sebagai kekuatan moderat di timur tengah, dan karenanya menentang kudeta militer oleh Sisi di Mesir yang menjadi penyuplai pemerintahan Ikhwanul Muslimin. IM bukanlah moderat, mereka fundamentalis, mereka tidak seburuk ISIS tapi itu bukanlah berita baik. Ya, ini (kudeta) adalah reaksi atas Erdogan yang melucuti warisan sekulerisme Mustafa Kemal Ataturk, yang merupakan salah satu orang hebat dari abad ke-20 tapi bukan islamis. Ia (Ataturk) meruntuhkan khilafah, ia menutup madrasah, ia berusaha keras mengubah Turki menjadi negara modern, dan militer selalu menjadi penjaga konstitusi sekuler ini.

Presenter Fox News: Ralph, saya ingin menanyai anda tentang pernyataan presiden yang dirilis Gedung Putih yang berbunyi: "mendukung pemerintahan Erdogan yang terpilih secara demokratis". Apakah ini serupa dengan tahap awal reaksi Obama pada kudeta (Muris) yang terjadi di Mesir, saat ada 'perlawanan (uprising) disana?

Ralph Peters: Ya, sepertinya begitu. sekali lagi kita tak tahu siapa yang akan muncul sebagai pemenangnya besok pagi atau siang nanti, tapi tak seharusnya kita (menjadi) sangat terkejut, karena pihak-pihak yang mendalangi kudeta ini adalah phak-pihak yang berada di sisi kita, mereka melawan para fundamentalis islam, para ekstrimis, mereka mendukung demokrasi, mereka mendukung konstitusi yang sekuler. Ia (Erdogan) hanya mendukung/mendekat pada kita saat itu menguntungkan misi islamisasinya, jadi, oh Tuhan, ini sangat menyedihkan, karena Turki adalah negara yang hebat dan mengagumkan dengan sejarah yang luar biasa, dan kita menyaksikannya sedang dilucuti oleh seorang presiden fundamentalis islamis yang otoriter, dan presiden kita mendukungnya.

[video]



***

Kita tahu, Obama menolak kudeta atas Presiden Mursi di Mesir hanyalah lips service. Kepura-puraan. Nyatanya, tanpa restu dan beking AS, As-Sisi tidak akan bisa melakukan kudeta.

Begitu juga dengan sikap Obama yang "seolah" menentang kudeta di Turki.

Mereka semua sangat cemas dan ketakutan dengan kebangkitan (kembali) Islam di Turki. Dulu Turki (Ottoman) pernah menguasai dunia. Dan dipimpin Erdogan, Turki melesat dengan pencapaian ekonomi, teknologi militer dan dukungan penuh pada Umat Islam yang tertindas dibelahan bumi manapun.

Turki - pemimpin dan rakytanya - semoga selalu dalam lindungan Allah SWT, sang penguasa sebenarnya.


Read More »

Amerika & Kudeta Turki Yang Gagal (Data & Fakta)


Kemarin, 15 Juli 2016, ketika tentara-tentara Pengkhianat sudah mulai beraksi, Kedubes Amerika di Ankara langsung mengeluarkan pernyataan kalau aksi people power malam ini adalah "Turkish Uprising" (Pemberontakan Rakyat Turki atau Intifadhah rakyat Turki).

Tapi begitu ketahuan bahwa kudeta benar-benar gagal, Amerika langsung menarik statementnya. Bahkan Obama langsung berkotek: "Rakyat Harus Mendukung Pemerintahan Yang Sah"! ‪#‎Picik‬.

Bahkan bukan cuma Obama yang berkotek, Ban Ki-Moon pun tak mau kalah, dengan tanpa malu dia berkata: "PBB menolak upaya kudeta Militer di Turki".

Jangan tanyakan kenapa waktu Kudeta berdarah di Mesir, Ban Ki-Moon puasa bicara. Dia tidak sedang puasa bicara, cuma dulu pita suara Ban Ki-Moon sedang bermasalah.

Jangan heran dengan kepicikan dan kelicikan Amerika. Saya YAKIN salah satu cita-cita Obama yang belum tercapai adalah melengserkan Erdogan.

Bahkan mantan pejabat Pentagon, Michael Robin, pada 24 Maret 2016 sudah membuat "karpet merah" untuk jalannya kudeta di Turki. Lewat opini yang ditulis di majalah ternama NEWSWEEK dengan judul "Will There Be a Coup Against Erdogan in Turkey?" mantan pejabat Pentagon ini mengopinikan dunia harus menerima kudeta untuk kebaikan Turki. (http://www.newsweek.com/will-there-be-coup-against-erdogan-turkey-439181)

Perdana Menteri Turki, Binali Yildirim, dalam pernyataan beliau hari ini dengan tegas mengatakan: "Kami minta agar Amerika mau menyerahkan Gulen kepada kami!"

Fethullah Gulen (75), terduga otak upaya kudeta di Turki, tinggal di AS.

Binali Yildirim menegaskan bahwa Turki menganggap negaranya berperang dengan negara yang melindungi Fethullah Gulen.

"Setiap negara yang melindungi Fethullah Gulen akan menjadi musuh bagi Turki," kata Yildirin, Sabtu (16/7), dikutip Daily Express.

Karena Amerika bukan negara yang menjunjung tinggi Demokrasi maka mustahil Amerika mau menyerahkan Gulen kepada Turki.

Amerika ngeles: AS Minta Turki Buktikan Keterlibatan Gulen dalam Kudeta yang Gagal. (http://www.tribunnews.com/internasional/2016/07/16/as-minta-turki-buktikan-keterlibatan-gulen-dalam-kudeta-yang-gagal

Jadi usaha untuk mengembalikan Turki ke era kegelapan masih akan tetap berlanjut. Yang mengeksekusi siapa saja boleh. Mau ber KTP Islam atau Non Islam, yang penting Erdogan tumbang. Hari ini Fathullah Gulen yang menjadi terdakwa. Besok entah siapa lagi. ‪

#‎JadiBersiapSiagalah‬...

(Abu Hudzaifah)


Read More »

Sebelum Kudeta, Mantan Pejabat Pentagon Berikan Opini "Pembenaran" KUDETA TURKI


Michael Rubin, mantan pejabat di Pentagon era Bush, jauh hari sudah "manas-manasi" untuk dilakukannya KUDETA MILITER Menggulingkan Erdogan.

Pada 24 Maret 2016, di majalah mingguan analisa kenamaan di AS "NEWSWEEK", anggota American Enterprise Institute (AEI), sebuah lembaga pemikiran sayap kanan di Amerika Serikat, ini menuliskan opininya tentang Kudeta Turki.

"Will There Be a Coup Against Erdogan in Turkey?" begitu judul tulisannya.

Michael Rubin yang berlatar belakang Yahudi dan saat ini mengajar di Universitas Yale ini, seperti analis-analis barat hipokrit standar ganda, memberikan landasan "pembenaran" bagi kudeta atas Erdogan seperti halnya dulu saat Presiden Mursi di Mesir hendak dikudeta, bertebaran analis-analis yang membombardir dengan opini di media untuk menghasut rakyat. Peran mereka ini mirip Christiaan Snouck Hurgronje dulu di Indonesia saat jaman penjajahan.

[Berikut terjemahan]

Will There Be a Coup Against Erdogan in Turkey?
Akankah Ada Kudeta Terhadap Erdogan di Turki?
(by Michael Rubin)

Situasi di Turki buruk dan semakin memburuk.

Tak hanya semakin memburuknya keamanan di Negara tersebut ditengah gelombang terorisme. Hutang Negara mungkin stabil, tapi hutang pribadi menjadi diluar kendali, sektor pariwisata terjun bebas dan penurunan nilai tukar telah berdampak pada daya beli seluruh warga masyarakat.

Ada keyakinan luas, terlepas apapun hasil pemilu, bahwa presiden Recep Tayyip Erdogan sudah diluar kendali. Ia memenjarakan lawan-lawannya, membredel surat kabar kanan dan kiri dan membangun berbagai Istana dengan skala seperti seorang sultan gila atau ingin menjadi khalifah. Di minggu-minggu terakhir, ia telah sekali lagi mengancam akan membubarkan mahkamah konstitusi.

Korupsi tersebar luas. Anaknya Bilal dilaporkan terbang ke Italia dengan sebuah paspor diplomatik Saudi yang dipalsukan saat polisi Italia akan menangkapnya dalam dugaan skandal pencucian uang.

Kemarahannya menimbulkan tanda tanya baik di Turki dan diluar negeri. Bahkan anggota partai berkuasanya sendiri bergosip tentang semakin meningkatnya paranoia-nya yang, menurut beberapa pejabat Turki, telah menjadi begitu buruk hingga ia mencoba untuk menginstall misil anti-pesawat di istananya untuk mencegah serangan udara dari menangkapnya dalam operasi snatch-and-grab.

Bangsa Turki -dan militer Turki- semakin mengakui bahwa Erdogan membawa Turki pada kehancuran. Dengan pertama-tama memberikan legitimasi pada pemimpin Kurdi Abdullah Ocalan yang dipenjara dengan memperbaharui negosiasi dan lalu membuat konflik baru, ia telah membawa Turki mundur kearah dimana tak ada kemungkinan menang dan kemungkinan besar perpecahan secara de facto.

Selain itu, bila perang sipil diperbaharui seperti di tahun 1980an dan awal 1990an, kurdi di Turki akan ditekan keras untuk menuju kearah itu, terlebih karena preseden yang ada sekarang di Iraq dan Suriah.

Erdogan sejak lama mencoba untuk melumpuhkan militer Turki. Untuk dekade pertama masa kekuasaannya, baik pemerintah AS dan Uni Eropa mendukungnya. Tapi itu bahkan sebelum pembela luar negeri Erdogan paling kuat/fanatic mengakui bagaimana ia telah menjadi seorang gila dan otokrat.

Jadi bila militer Turki bergerak menggulingkan Erdogan dan menempatkan lingkaran dalamnya didalam jeruji, bisakah kudeta berhasil?

Di ranah analisa dan bukan advokasi, jawabannya adalah ya. Dimasa musim pemilu ini (pilpres AS), diragukan bahwa pemerintahan Obama akan melakukan lebih dari mengecam pemimpin kudeta manapun, khususnya jika mereka (pengkudeta) dengan segera membentangkan jalan yang jelas menuju restorasi demokrasi.

Erdogan juga tidak akan mendapatkan simpati yang didapatkan oleh presiden Mesir Muhammad Morsi. Saat Morsi dikudeta, komitmennya pada demokrasi masih diperdebatkan (ada yang bilang Morsi demokratis, ada yang menyatakan Morsi tidak demokratis -red).

Sekarang debat tersebut telah selesai saat membahas sang orang kuat Turki. Baik calon presiden dari partai Republik maupun Demokrat tak akan mau menaruh prestise AS untuk mengembalikan status quo ante. Mereka mungkin akan menawarkan lip service menentang kudeta, tapi mereka akan bekerjasama dengan rezim yang baru.

Para pemimpin kudeta mungkin bisa mendiamkan kritikan sipil dan HAM dari Eropa dan Amerika Serikat dan para jurnalis dengan cara segera membebaskan semua jurnalis dan akademisi yang ditahan (di masa Erdogan) dan dengan mengembalikan berbagai surat kabar dan stasiun televisi yang dibredel kepada pemiliknya yang asli.

Keanggotaan Turki di NATO bukanlah penghambat bagi kudeta: baik Turki maupun Yunani tidak kehilangan keanggotaan NATO mereka setelah berbagai kudeta sebelumnya. Bila kepemimpinan baru berhubungan secara tulus dengan kurdi di Turki, Kurdi mungkin akan ikut mendukung.

Opini publik Eropa atau Amerika tidak akan simpati pada eksekusi (kudeta) terhadap Erdogan, anak dan menantunya, atau lingkaran dalam seperti Egemen Bagis dan Cuneyd Zapsu, meski mereka akan menerima sebuah pengadilan karena korupsi dan pemenjaraan yang lama.

Erdogan mungkin berharap teman-temannya akan mendukungnya, tapi sebagian besar temannya-baik internasional dan didalam Turki- tertarik pada kekuasaannya. Setelah ia digulingkan, ia akan menemukan dirinya kesepian, sosok yang kebingungan dan menyedihkan seperti Saddam Hussein di pengadilannya sendiri.

Saya tak membuat prediksi, tapi melihat meningkatnya kekacauan di Turki serta kemungkinan militer Turki tak akan mengalami konsekuensi signifikan andai mereka meniru cara bermain Abdel Fattah el-Sisi di Mesir, tak seorangpun harus terkejut bila politik Turki yang kacau segera akan menjadi lebih kacau.

Sumber: http://www.newsweek.com/will-there-be-coup-against-erdogan-turkey-439181

Jelaskan? Fungsi analis barat Yahudi ini adalah memberi "argumen rasional" dilakukannya kudeta, menggambarkan buruknya Erdogan bagi Turki sehingga layak dikudeta dan juga menawarkan tips-tips "solusi" bagi pihak pengkudeta agar "selamat" dan sukses dengan kudetanya.

Dulu mereka berhasil saat mengkudeta Mursi, sekarang mereka gagal di Turki.


Read More »

Sinyal Obama Lengserkan Erdogan


[beritanews33.blogspot.com] WASHINGTON - Setelah kudeta militer yang gagal di Turki, Presiden Amerika Barrack Obama mengeluarkan pernyataan yang dapat memiliki makna tajam bagi kepemimpinan Presiden Erdogan.

Dilansir dari laman media Los Angeles Times, Presiden Barrack Obama mengeluarkan pernyataan President Obama: Support Turkey’s ‘democratically elected government’.

Mendukung pemerintahan Turki ‘yang terpilih secara demokratis’ (dengan tanda kutip).

Pemerintah Amerika melalui Presiden Barrack Obama memberi pesan dibalik terjadinya kudeta yang gagal dilakukan oleh militer; bahwa pemerintah Turki dibawah kepemimpinan Presiden Erdogan belum lahir dari sebuah pemilihan yang demokratis.

Penggiringan opini atas pernyataan Obama adalah seolah belum adanya pemilihan yang demokratis, maka kudeta militer terjadi; walau gagal, hal ini seolah desakan bagi Turki untuk melakukan pemilihan paska kudeta gagal dengan harapan memenuhi semua aspirasi masyarakat Turki.

Amerika memang selalu berdiri dengan standar gandanya, satu sisi seolah mendukung pemerintahan Presiden Erdogan tapi di sisi lain berusaha mencari cara bagaimana ‘melengserkan’ kepemimpinan Presiden Erdogan yang dikatakan oleh politik amerika adalah tokoh Islam yang mewakili kaum Fundamentalis (Ikhwanul Muslimin).

[Baca: Amerika & Kudeta Turki Yang Gagal (Data & Fakta)]

Standar ganda itu pun kini dijalankan, dengan mendorong desakan adanya pemilihan kembali kepemimpinan di Turki dengan menjadikan peristiwa Kudeta militer yang gagal sebagai alasan adanya pemerintahan yang bukan hasil pemilihan demokratis.

Upaya Amerika ini semata untuk melengserkan pengaruh dan hegemoni sosok Erdogan, alasan diperlukan pemerintahan yang dipilih secara demokratis oleh rakyat Turki, dan hal inilah yang akhirnya menjadi kekuatiran tersendiri seperti peristiwa di Aljazair dengan FIS nya.

Turki dengan AKP nya akan dibuat seperti FIS di Aljazair, menghapuskan pengaruh partai yang dikenal Islamis; dengan menjadikan target pemimpinnya untuk dikalahkan dalam pemilihan yang ‘kemungkinan’ disesuaikan berdasarkan keinginan Amerika. (Lingkarannews)


Read More »

Mengapa Kudeta Militer di Turki Berhasil Digagalkan Hanya Dalam 5 Jam? Ini Rahasianya


[beritanews33.blogspot.com] Mengapa Kudeta Militer di Turki gagal hanya dalam 5 jam?

1. Sebelum Erdogan muncul, belum ada sama sekali rakyat yang berkumpul turun ke jalan-jalan. Mereka semua hanya dalam posisi “menonton”.

Kemudian tampillah Erdogan berbicara kepada rakyatnya melalui telepon, dan video/gambar ini segera tersebar, dimana sang pemimpin (Erdogan) dengan jelas meminta rakyat untuk turun melawan kudeta.

Erdogan via Skype yang kemudian disiarkan LIVE oleh CNN Turki, dimana Erdogan menyatakan telah terjadi kudeta dan menyeru Rakyat Turki turun ke jalan. Erdogan juga meyakinkan kudeta akan segera bisa digagalkan.

Berikut videonya:




2. Situasi berubah 180 derajat, rakyat turun memenuhi jalan-jalan dan mengepung kendaran-kendaraan militer sehingga gagal digerakkan.


(Rakyat Turki turun ke jalan-jalan di seantero negeri untuk dukung Erdogan dan tolak kudeta)




3. Erdogan dan partainya mampu membangun loyalitas dan kepercayaan pada dirinya di dalam tubuh internal militer dan pemerintahan, ia memiliki pengaruh yang kuat dalam militer.

4. Berlanjut dengan statemen-stateman dari pemimpin Turki, bahkan juga pihak oposisi, yang menjadikan rakyat semakin yakin bahwa jumlah kudeta adalah kelompok kecil yang bisa diatasi.

5. Kesimpulannya: Statemen tegas pemimpin yang memberikan arahan pada rakyat apa yg harus dilakukan + kokohnya militer yang mendukung legalitas pemerintahan + rakyat yang sadar dan peduli, serta kondisi perpolitikan yang penuh mendukung Erdogan dan negara, menjadikan kudeta ini gagal hanya dalam 5 jam saja.

*dari FB Dr. Ali Syalabi (pakar sejarah dan penulis buku-buku siroh)

Semoga kita bisa mengambil pelajaran.

Hasbunallah wani'mal wakil....


Read More »
 
Wkyes